Induksi adalah cara kerja ilmu pengetahuan yang bertolak dari sejumlah
proposisi tunggal atau particular untu menarik kesimpulan umum tertentu.
1.
Induksi Gaya Bacon
Sasaran kritik Bacon adalah kaum rasionalis dimana dalam
menemukan kebenaran mereka lebih menggunakan akal budi dan mengesampingkan
peran pengamatan indrawi. Menurut Bacon, ilmu pengetahuan dan ilmuwan terlalu
berupaya mengontrol dan memanipulasi alam menurut kehendaknya. Selain itu
sasaran kritik Bacon lainnya adalah teologi, yan bertolak dari proposisi yang
tidak bisa diragukan lagi kebenarannya. Inti dari induksi gaya Bacon adalah
ilmu pengetahuan harus bermula dari dan dikendalikan oleh pengamatan yang tidak
dipengaruhi oleh pengandaian atau anggapan apapun juga. Menurut Bacon ada tiga
hal pokok yang harus diperhatikan, yaitu:
a. Ketika mengadakan penelitian ilmiah,
ilmuwan haru bebas dari segala macam spekulasi awal, seperti segala macam
teori, segala macam anggapan dan dugaan, yang dapat memperdaya kita dalam
mengamati objek penelitian. Tujuannya untuk mencegah bias ilmiah.
b. Sebisa mungkin memperhatikan fakta
dan data yang bertentangan satu sama lain. khususnya data dan fakta yang
berbeda dari yang telah diperoleh bahkan yang tidak disangka-sangka.
c. Setelah mengamati objek sebagaimana
adanya dan mengumpulkan fakta dan data tentang objek itu, fakta dan data
tersebut di evaluasi, diklasifikasi, dirumuskan, dan disimpulkan sesuatu dengan
kemampuan yang dimiliki oleh ilmuwan. Pada tingkat ini, ilmuwan baru dapat
menggunakan konsep dan teori yang telah diketahui untuk mengolah data yang ada.
Ada dua manfaat dari metode induksi
Bacon, yaitu:
a. Dengan metode ini ilmuwan benar-benar
melihat kenyataan secara objektif, dan bukan kenyataan sebagaimana dilihat dari
kacamata ilmuwan. Kenyataan tidak dipaksa untuk cocok dengan pikiran ilmuwan.
b. Kegiatan ilmiah tidak jatuh menjadi
ideologi. Dimana ilmu harus bertujuan untuk mengungkapkan kenyataan sebagaimana
adanya, termasuk kenyataan yang tidak sesuai dengan apa yang telah di pikirkan.
2.
Keberatan dan Kelemahan Induksi Gaya
Bacon
Terdapat dua keberatan atas induksi gaya Bacon dan kerja induksi pada
umumnya, yaitu:
a. Pada kenyataannya, kita tidak pernah
mendekati, meneliti, dan membaca alam dengan mata telanjang yang kosong sama
sekali. Pada saat kita mengamati objek tertentu, sesungguhnya kita sudah
memiliki kerangka teoritis, asumsi dan hipotesis tertentu yang dihasilkan dari
proses abduksi. Bacon melakukan pembelaan dengan mengatakan bahwa asumsi
teoritis tetap penting tapi ilmuwan tidak boleh menjadi budak dari asumsi
tersebut. Kita harus terbuka pada penemuan baru. Oleh karena itu, fakta dan
data empiris yang kita temukan pada penelitian lebih berperan penting bagi
lahirnya sebuah hukum atau teori baru daripada sebuah asumsi teoritis.
b. Bacon melakukan kekeliruan dan
mengabaikan spekulasi ilmiah. Dimana fakta, data dan fenomena tidak dapat
dilihat dengan mata telanjang tapi perlu dilakukan penafsiran. Selain fakta dan
data, yang juga diperlukan dalam kegiatan ilmiah adalah spekulasi, imajinasi
dan keberanian untuk menebak apa yang mungkin ada dibalik fakta dan data
tersebut untuk pada akhirnya menemukan lebih lanjut fakta dan data yang lebih
akurat dan signifikan untu bisa melahirkan hukum atau teori tertentu.
c. Induksi selalu tidak pernah lengkap.
Ilmuwan mendasarkan diri pada sedikit fakta dan data yang ditemukan kemudian
dijadikan kesimpulan umum yang diandaikan berlaku untuk semua fakta dan data
yang tidak ditemukan. Kebenaran kesimpulan yang diberikan juga tidak pernah
mutlak. Selalu ada fakta dan data baru dan menggugurkan kesimpulan yang telah
diperoleh sebelumnya. Kebenaran hanya bersifat sementara karena bisa saja ada
fakta lain yang menyangkal kebenaran kesimpulan yang merupakan hipotesis ilmiah
sebelumnya.
3.
Langkah-langkah Metode Induksi
Terdapat dua langkah metode induksi, yaitu:
a. Langkah-langkah metode induksi murni
Dalam induksi murni, ada 4 langkah penting, yaitu:
1. Identifikasi Masalah yaitu menetapkan
dan merumuskan apa masalah yang ingin dipecahkan
2. Pengamatan dan pengumpulan data.
Melalui pengamatan tersebut dikumpulkan berbagai fakta dan data yang diduga
dapat menjelaskan masalah diatas.
3. Merumuskan hipotesis merupakan
jawaban sementara berdasarkan fakta dan data yang telah ditemukan.
4. Tahap pengujian hipotesis. Tahap ini
bermaksud untuk menguji lebih lanjut kebenaran hipotesis dengan melakukan
penelitian dan percobaan lebih lanjut untuk membuktikan apakah sebab yang
menjadi dugaan dalam hipotesis memang terbukti benar.
b. Langkah-langkah metode induksi yang
telah dimodifikasi
Dalam metode induksi yang telah dimodifikasi, terdapat 4
langkah penting, yaitu:
1. Adanya suatu situasi masalah.
Terdapat masalah tertentu yang sulit dijawab dan mendorong kita untuk melakukan
penelitian dan menjawab masalah tersebut dan menjelaskannya.
2. Pengajuan hipotesis tentatif tertentu
yang diduga menjadi jawaban. Hipotesis ini merupakan hasil dari abduksi.
Hipotesis dibentuk dari akal sehat, dugaan murni, spekulasi, imajinasi maupun
asumsi tertentu.
3. Penelitian lapangan. Penelitian
lapangan ini dimaksudkan untuk menjawab masalah yang ada berdasarkan hipotesis
yang telah diajukan.
4. Pengujian hipotesis. Dalam langkah
ini, hipotesis awal atau yang telah diganti diuji berdasarkan fakta dan data
yang kita temukan dan kumpulkan. Kalau hipotesis tersebut didukung oleh fakta
dan data makan hipotesis itu diterima dan sebaliknya.
4.
Situasi Masalah
Masalah adalah kenyataan atau situasi yang tidak atau belum dipecahkan
atau diterangkan dengan kekayaan pengetahuan yang ada (hukum atau teori
ilmiah). Jadi, situasi masalah adalah situasi dimana pengetahuan yang ada tidak
mampu memberi penjelasan tentang kekayaan yang dihadapi. Masalah harus
dirumuskan secara tepat karena sebagai penentu keberhasilan sebuah penelitian.
Penelitian suatu masalah sangat ditentukan oleh tujuan penelitian. Ada
macam-macam tujuan penelitian, yaitu:
·
Untuk
kepentingan ilmiah murni. Tujuan utama penelitian untuk memenuhi keingintahuan
akademis-ilmiah.
·
Sekedar
memuaskan rasa ingin tahu tanpa bermaksud menghasilkan teori baru.
·
Menyumbangkan
pemikiran bagi kebutuhan sosial tertentu dan menjawab permasalahan sosial.
·
Memperoleh
teori atau masukan ilmiah tertentu yang dapat digunakan untuk kepentingan
tertentu.
a. Beberapa ciri masalah yang baik
Peneliti harus mampu memilih mana
masalah yang pantas untuk diteliti. Ada beberapa ciri masalah yang pantas
diteliti, baik dari segi isi maupun factor penunjangnya, yaitu:
1. Masalah harus mempunyai nilai untuk
diteliti. Maksudnya adalah a) masalah tersebut mempunyai arti penting untuk
diteliti baik bagi kepentingan ilmiah maupun bagi kehidupan manusia, b) masalah
tersebut harus bisa diteliti dan dikaji dengan berbagai perangkat penelitian
yang ada, c) masalah tersebut perlu dirumuskan dalam bentuk pertanyaan yang
menarik dan menantang untuk diteliti.
2. Masalah yang diteliti harus feasible
yaitu masalah tersebut mempunyai kemungkinan untuk dipecahkan atau layak untuk
diteliti.
3. Masalah tersebut harus sesuai dengan
kualifikasi peneliti. Dimana peneliti tertarik dengan masalah tersebut dan
berada dalam jangkauan kemampuan ilmiah peneliti yang bersangkutan.
b. Sumber-Sumber Masalah
1. Dari pengamatan atas berbagai gejala
sosial dan alam disekitar kita.
2. Dari bacaan ilmiah yang sedang
dibaca.
3. Dari diskusi dan berbagai pertemuan
ilmiah.
5.
Perumusan dan Pengujian Hipotesis
Hipotesis adalah pernyataan yang berisikan dugaan sementara mengenai
sebab dari suatu masalah tertentu (fakta, peristiwa) yang dianggap benar untuk
dibuktikan kebenarannya lebih lanjut. Hipotesis mempunyai beberapa kegunaan,
yaitu:
a. Untuk memberi batasan serta kerangka
penelitian.
b. Untuk mengarahkan perhatian peneliti
pada gejala, fakta dan data yang bisa bermanfaat bagi penelitian.
c. Sebagai alat (tool of analysis) yang
sederhana untuk mengaitkan fakta dan data yang tercerai berai tanpa koordinasi
kedalam satu kesatuan yang menyeluruh, yang memperlihatkan keterkaitan di Antara
fakta dan data tersebut.
Perumusan hipotesis harus secara
singkat, padat, jelas dan berjangkauan luas. Setelah merumuskan hipotesis maka
dilakukan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis didapat dengan membuat
prediksi atau ramalam tentang konsekuensi logis atau implikasi logis dari
hipotesis. Prediksi mengenail fakta tersebut akan membuktikan apakah hipotesis
itu memang benar atau tidak.
No comments:
Post a Comment