Writen by: Andini
1.
Pengantar
Ilmu pengetahuan dapat dilihat
sebagai kata benda dan kata kerja. Sebagai kata benda ilmu pengetahuan
merupakan hasil yang sudah jadi. Sedangkan sebagai kata kerja, ilmu pengetahuan
adalah proses yang melibatkan ilmuwan dalam mencapai kebenaran atau dapat juga
dikatakan sebagai metode atau cara atau kegiatan yang dipraktekkan. Metode ilmu
pengetahuan berasal dari permasalahan atau keraguan. Keraguan menunjukkan
beberapa dimensi, yaitu 1). Bahwa kita tidak mengetahui sesuatu, 2). Bahwa kita
memiliki hasrat untuk mengetahuinya, 3). Bahwa kita berusaha untuk menemukan
kebenaran. Motivasi terdalam dari seorang ilmuwan adalah cinta pada pengetahuan
teoritis, hal ini akan membawanya memilih metode yang terbaik untuk mencapai
pengetahuan.
2.
Metode Ilmu Pengetahuan dan Metode
Berpikir Lainnya
Metode ilmiah diperlukan dapat mencapai kebenaran secara efektif. Dilihat
dari cara untuk mencapai kebenaran, metode ilmiah terbagi menjadi tiga, yaitu:
a. Method of tenacity yaitu metode yang
mengajarkan seseorang agar bertahan dengan pendiriannya. Metode ini menjanjikan
ketenangan dan keamanan bagi tiap orang yang berpegang teguh pada apa yang
diyakininya. Kelemahannya adalah tiap orang tidak dapat berpikir dan mengajukan
pertanyaan atas apa yang diyakininya. Mereka harus puas pada keyakinannya
sendiri dan tidak terbuka pada keyakinan lainnya.
b. Method of authority (kebenaran
berasal dari otoritas). Menurut metode ini kebenaran berasal dari institusi
yang memiliki wewenang untuk mengajarkan banyak orang untuk percaya apa yang
patut dipercaya. Asumsi dasar metode ini
adalah secara intelektual setiap orang adalah hamba dari institusi. Otoritas
menjadi sumber utama bagi jawaban atas setiap pertanyaan. Kelemahan metode ini
adalah tidak semua orang dapat diajar.
c. A priori method. Menurut metode ini,
setiap orang dapat menerima semua pandangan yang sesuai dengan pikirannya dan
menolak pandangan yang tidak sesuai dengan pikirannya tanpa harus dibuktikan
dengan fakta-fakta empiris yang dapat diamati. Kelemahan metode ini adalah
gagal melihat fakta-fakta empiri dengan tepat. Jawaban yang didapat dari
pertanyaan masih tidak mendasar karena di tentukan oleh selera pribadi.
Berbeda dengan ketiga metode diatas,
metode ilmiah mengajak setia orang untuk mengajukan sendiri pertanyaan dan
mencari sendiri jawabannya berdasarkan pengalamannya tentang alam.
3.
Metode Abduksi
Menurut C.S. Peirce, abduksi adalah
proses yang terjadi dalam pikiran ilmuwan. Proses abduksi terdiri dari tiga
bagian, yaitu:
a. Pemikiran Peirce tentang abduksi
Awal mulanya Peirce memandang abduksi
terdiri dari tiga proposisi yaitu: proposisi tentang hokum (rule), tentang
suatu kasus (case) dan proposisi tentang kesimpulan (result). Ketiga hal itu
dibentuk dalam suatu silogisme hipotesis yang terdiri dari premis mayor, minor
dan kesimpulan. Bentuk silogisme hipotesis:
Jika A, maka
B
Dan A:
Maka B
Pada perkembangannya, Peirce sadar
bahwa abduksi merupakan tahap pertama dari penelitian ilmiah. Secara formal,
abduksi sebenarnya suatu bentik silogisme yang bertolak dari fakta. Dari fakta
tersebut lalu dirumuskan sebuah hipotesis untuk menjelaskan fakta tersebut.
Terdapat dua ciri abduksi, yaitu:
1. Abduksi menawarkan suatu hipotesis
yang memberikan eksplanasi yang probable. Kebenaran hipotesis masih harus
dibuktikan melalui proses verifikasi.
2. Hipotesis dapat memberikan eksplanasi
terhadap fakta-fakta lain yang belum dijelaskan dan bahkan tidak dapat
diobservasi secara langsung. Contoh teori Kopernikus tentang heliosentrisme.
Kesimpulannya bahwa abduksi hanya
menghasilkan hipotesis sebagai penjelasan sementara. Hipotesis yang coba
ditawarkan melalui abduksi tidak lebih dari suatu vague ideas, yang masih harus
dibuktikan melalui induksi dan deduksi.
b. Beberapa syarat dalam pemilihan
hipotesis
Berikut akan dijelaskan beberapa
syarat-syarat yang harus diperhatikan dalam memilih suatu hipotesis, yaitu:
1. Hipotesis yang dipilih dapat di
verifikasi secara eksperimental, namun sebelum itu pemilihan hipotesis perlu
mendapat pertimbangan ekonomi (dilihat dari finansial dan waktu). Hipotesis
yang dipilih adalah hipotesis yang sudah ada dan yang membuka jalan lebih besar
bagi pengetahuan.
2. Dampak positif dari hipotesis bagi
ilmu. Jika sebuah hipotesis dapat menjelaskan fenomena lain secara bersamaan,
hipotesis itu perlu dipertimbangkan untuk di verifikasi lebih lanjut.
3. Nilai suatu hipotesis. Hipotesis yang
baik adalah hipotesis yang dapat diuji sekaligus dapat membantu bagi
perkembangan ilmu itu sendiri secara dinamis.
c. Kesimpulan: nilai teoritis fase
abduksi
1. Abduksi menghasilkan suatu proposisi
yang mengandung konsep universal (generalitas). Suatu hipotesis mempertegas
bahwa suatu kasus individual ditempatkan dalam suatu kelas yang lebih umum.
2. Abduksi merupakan suatu proses yang
tidak dapat dipatok dengan satu jenis penalatan formal (reason) saja. Hipotesis
abduktif tidak muncul dari suatu proses logis yang ketat, tetapi dari suatu
kilatan insight, pengertian, ide, dibawah imajinasi dan diluar kemampuan
penalaran kritis.
3. Proses abduksi menegaskan bahwa ilmu
pengetahuan selalu berusaha menangkap orisinalitas realistis. Abduksi
menawarkan hipotesis yang harus diuji, bukan sesuatu yang diketahui
kebenarannya.
4. Abduksi merupakan suatu fase
interpretasi dalam arti proposisi hipotesis yang berhasil dirumuskan tidak lain
dari cara pandang ilmuwan terhadap fakta atau pengalaman.
4.
Metode Deduksi
Proses deduksi adalah proses menarik prediksi-prediksi dari suatu
hipotesis. Dengan kata lain, deduksi adalah usaha untuk menyingkapkan
konsekuensi-konsekuensi eksperiensial dari hipotesis eksplanatoris. Tugasnya
adalah mengeksplikasi hipotesis dengan cara menarik konsekuensi eksperiensial
dari suatu hipotesis. Dalam proses memikirkan prediksi dari hipotesis, seorang
ilmuwan dapat berkonsentrasi hanya pada makna generalitas predikat dari
hipotesis. Proses ini membuat hipotesis menjadi semakin lama makin jelas dan
mudah dipahami. Proses deduktif dalam penelitian ilmiah harus berhenti dengan
prediksi dalam bentuk jika-maka. Ini berarti hasil dari pengujian tidak atau
belum diketahui.
No comments:
Post a Comment