Pengantar
Ilmu pengetahuan mampu
membantu para penguasa untuk mengembangkan organisasi sosial yang semakin solid
yang dapat dipakai untuk kepentingan kekuasaan yang bertentangan dengan
semangat dasar masyarakat modern yang demokratis dan menghargai martabat
manusia.
Teknik
Ilmiah dan Kekuasaan
Teknik ilmiah dan kekuasaan
memiliki hubungan yang sangat erat yaitu dalam sistem ologarki dan perang.
a.
Oligarki
Oligarki
adalah sistem apapun dengan kekuasaan tertinggi hanya dimiliki sekelompok
orang. Sistem ini di nilai jahat karena mengandung dua sifat buruk yaitu
totaliter (ologarki ilmiah lebih besar daripada oligarki manapun sehingga dapat
bersatu dalam Negara) dan egoistis (lebih mementingkan kepentingan sendiri
daripda kepentingan kelompok). Oligarki ilmiah dewasa ini memiliki kemampuan
untuk menundukkan banyak orang, menjadi kebal kritik, mempunyai kemampuan luar
biasa untuk melenyapkan individu serta mengunggulkan kekuasaan dan masyarakat
diatas kepentingan individu yang melanggar hak-hak asasi manusia.
b.
Perang
Kejahatan lain yang di timbulkan teknik ilmiah adalah
perang. Perang adalah suatu praktek
kekuasaan dengan tujuan mengalahkan dan menghancurkan seluruh potensi musuh. Kemajuan ilmu pengetahuan membuat
dampak perang semakin besar. Perang tidak
akan terjadi apabila kita memusnahkan diri kita sendiri atau harus mengorbankan
kebebasan dan nafsu dalam
membunuh orang.
Demokrasi
Demokratis biasanya di
hubungkan dengan gagasan kebebasan, baik itu kebebasan dari kungkungan para
penguasa yang despotis, maupun kebebasan berpikir dan mengemukakan pendapat.
Terdapat tiga urgensi demokratis dalam masyarakat ilmiah yaitu, agar individu
dapat melihat dirinya berguna, sedapat mungkin terhindar dari kemalangan yang
tidak seharusnya ia terima. Dan memiliki kesempatan untuk berinisiatif dalam
segala cara positif yang tidak merugikan orang lain. Demokratis di perlukan
dalam masyarakat agar masyarakat dapat berinisiatif agar tidak bersaing dengan
kekerasan.
Peran
Ilmuwan
Banyak ilmuwan
memainkan peran yang tidak kecil dalam pengembilan keputusan politik baik
dengan menjadi staf dalam bidang milik pemerintah atau staf lembaga konsultasi
publik. Terdapat permasalahan pada sifat hubungan antara ilmuwan dengan
politisi yang mengambil keputusan. J habermas menyatakan terdapat 3 hubungan
kerja antara ilmuwan dan politisi yaitu, decisionistic
mode (model pengambilan keputusan berdasarkan pertimbangan kepentingan) technocratic mode (model pengembilan
keputusan menguntungkan ilmuwan dimana asumsinya para pemegang kekuasaan sedang
membutuhkan kemajuan teknis dan kontinuitas rasionalitas) pragmatic mode (Ilmuwan menasihati politisi dan politisi mendorong
ilmuwan untuk berpikir kebutuhan praktis masyarakat). Dari ketiga model di atas
model pragmatislah yang paling sesuai dengan sistem demokratis. Selain
spesialisasinya, ilmuwan juga harus terlibat dalam seluruh proses self-understanding masyarakat, dimana
ilmuwan harus dapat mengintegrasikan kebudayaan teknik dengan kepribadian
cultural. Dalam rangka ini, public
discussion dapat dilihat sebagai ruang dan tempat dimana ilmuwan bisa
menterjemahkan temuan ilmiahnya dan menjawab kebutuhan paling real masyarakat,
No comments:
Post a Comment