1.
Pengertian Filsafat
Filsafat pertama-tama adalah sikap, sikap mempertanyakan, sikap
bertanya, yaitu bertanya dan mempertanyakan segala sesuatu, mempertanyakan apa
saja. Dengan kata lain filsafat adalah metode, yaitu cara, kecenderungan, sikap
bertanya tentang segala sesuatu. Filsafat dianggap sebagai sesuatu yang bermula
dari pertanyaan dan berakhir dengan pertanyaan. Hakikat filsafat adalah
bertanya terus-menerus dan filsafat adalah sikap bertanya itu sendiri. Filsafat
adalah sebuah upaya, sebuah proses, sebuah pencarian, sebuah quest, sebuah
perburuan tanpa henti akan suatu kebenaran. Jadi, intinya filsafat adalah
sebagai berikut :
1.
Filsafat dipahami sebagai upaya, proses,
metode, cara, dambaan untuk terus menerus mencari kebenaran.
2.
Filsafat dilihat sebagai upaya memahami konsep
atau ide-ide. Tetapi disini menariknya, jawaban yang paling akhir dan yang
paling benar itu tidak pernah akan ditemukan.
Pada
dasarnya semua orang adalah filsuf by nature, filsuf sejak lahir. Tetapi karena
adanya pola asuh dari orang dewasa yang cenderung mematikan keinginan anak
kecil untuk bertanya, maka hilangkah keinginan manusia untuk berfilsafat. Yang
selanjutnya menjadi pembiasaan secara terus-menerus.
Filsafat
disebut pula sebagai ratu dan induk dari semua ilmu pengetahuan, ratu yang
memahkotai semua ilmu dengan sikap dasar selalu bertanya ini. Tetapi ada
perbedaan dasar antara sikap bertanya dalam filsafat dan sikap bertanya dalam
semua ilmu lainnya. Pertama, dalam filsafat kita mempertanyakan apa saja dari
berbagai sudut khusunya dari sudut yang paling umum dan mendasar menyangkut
hakikat, inti, pengertian paling mendasar. Sedangkan dalam ilmu pengetahuan,
yang dipertanyakan hanya satu saja kenyataan yang digumuli oleh ilmu itu dan
dipertanyakan dari sudut pandang ilmu yang bersangkutan. Kedua, lalu apakah
lantas semua orang ahli filsafat? Pertama, dibutuhkan orang khusus yang belajar
filsafat karena memang telah hilang kecenderungan berfilsafat dalam diri semua
manusia karena sebagaimana telah dikatakan di atas, telah dimatikan sejak
kecil. Jadi diperlukan orang-orang khusus yang kembali membiasakan diri untuk
mempersoalkan segala sesuatu sampai akhirnya menjadi filsuf. Kedua, dalam
rangka itulah, filsafat tidak lagi sekadar sebuah sikap belaka melainkan telah
menjadi sebuah ilmu khusus yang perlu dipelajari.
Filsafat
dibagi menjadi 5 cabang besar, yaitu (1) metafisika atau ilmu tentang yang ada
sebagai ada (2) epistemology atau filsafat ilmu pengetahuan (3) etika atau
filsafat moral yang berbicara mengenai baik buruknya perilaku manusia (4) logika
berbicara mengenai bagaimana berfikir secara tepat dan (5) estetika atau
filsafat seni berbicara tentang keindahan.
2.
Fenomenologi pengetahuan dan Ilmu
Pengetahuan
Agar
dapat terjadi pengetahuan, subjek harus terbuka dan terarah atau mengarahkan
diri kepada objek untuk mengenal dan mengetahui sebagaimana adanya dan
sebaliknya objek harus terbuka dan terarah kepada subjek untuk dikenal
sebagaimana adanya. Karena manusia tidak hanya memiliki tubuh jasmani,
melainkan juga jiwa yang mengatasi tubuh jasmaninya yang terbatas, maka dengan
bantuan jiwa atau akal budinya, manusia mampu mengangkat pengetahuan yang
bersifat kontemporal, konkret, jasmani-indrawi ke tingkat yang lebih tinggi
yaitu ketingkat abstrak dank arena itu universal. Jadi ilmu pengetahuan muncul
karena apa yang sudah diketahui secara spontan dan langsung tadi, disusun san
diatur secara sistematis dengan menggunakan metode tertentu yang bersifat baku.
3.
Filsafat pengetahuan dan filsafat ilmu
pengetahuan
Pengetahuan
adalah keseluruhan pemikiran, gagasan, ide, konsep, dan pemahaman yang dimiliki
manusia tentang dunia dan segala isinya, termasuk manusia dan kehidupannya.
Sedangkan ilmu pengetahuan adalah keseluruhan system pengetahuan manusia yang
telah dibakukan secara sistematis. Ini berarti pengetahuan lebih bersifat
spontan sifatnya, sedangkan ilmu pengetahuan lebih sistematis dan reflektif.
4.
Fokus filsafat ilmu pengetahuan
Fokus
filsafat ilmu pengetahuan adalah masalah metode ilmu pengethauan. Maka logika
dan imajinasi merupakan dua dimensi penting dari seluruh cara kerja ilmu
pengetahuan. Tugas filsafat ilmu pengetahuan adalah membuka pikiran kita untuk
mempelajari dengan serius proses logis dan imajinatif dalam cara kerja ilmu
pengetahuan.
5.
Manfaat belajar filsafat
Pertama,
membantu mahasiswa untuk semakin kritis dalam sikap ilmiahnya. Mahasiswa
dituntut untuk tetap kritis terhadap berbagai macam teori dan pengetahuan
ilmiah yang diperoleh baik di ruang kuliah maupun dari berbagai sumber yang
dapat diperolehnya. Kedua, bagi calon ilmuwan dengan memperkenalkan mereka
dengan metode ilmu pengetahuan yang kiranya sangat berguna bagi mereka dalam
mencari ilmu pengetahuan, khususnya dalam melakukan penelitian ilmiah. Ketiga,
lebih praktis sifatnya, yaitu membantu kerja mahasiswa tersebut kelak
dikemudian hari.yang dibutuhkan dari seseorang yang professional dalam bidang
pekerjaannya adalah pertama-tama, kemampuan untuk melihat masalah, dimana
masalahnya, seberapa besar masalahnya, apa dampaknya, dan bagaimana mengatasinya.
Keempat, adalah bahwa ilmu pengetahuan tidak hanya bersifat puritan-elitis,
melainkan juga pragmatis. Jadi, ilmu pengetahuan tidak hanya berhenti sekedar
memuaskan rasa ingin tahu manusia, melainkan juga bermaksud membantu manusia
untuk memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi manusia dalam hidupnya.
No comments:
Post a Comment