Thursday, 13 March 2014

Bab 1 Filsafat dan Ilmu Pengetahuan



1.   Pengertian Filsafat
     Filsafat pertama-tama adalah sikap, sikap mempertanyakan, sikap bertanya, yaitu bertanya dan mempertanyakan segala sesuatu, mempertanyakan apa saja. Dengan kata lain filsafat adalah metode, yaitu cara, kecenderungan, sikap bertanya tentang segala sesuatu. Filsafat dianggap sebagai sesuatu yang bermula dari pertanyaan dan berakhir dengan pertanyaan. Hakikat filsafat adalah bertanya terus-menerus dan filsafat adalah sikap bertanya itu sendiri. Filsafat adalah sebuah upaya, sebuah proses, sebuah pencarian, sebuah quest, sebuah perburuan tanpa henti akan suatu kebenaran. Jadi, intinya filsafat adalah sebagai berikut :
1.   Filsafat dipahami sebagai upaya, proses, metode, cara, dambaan untuk terus menerus mencari kebenaran.
2.  Filsafat dilihat sebagai upaya memahami konsep atau ide-ide. Tetapi disini menariknya, jawaban yang paling akhir dan yang paling benar itu tidak pernah akan ditemukan.
Pada dasarnya semua orang adalah filsuf by nature, filsuf sejak lahir. Tetapi karena adanya pola asuh dari orang dewasa yang cenderung mematikan keinginan anak kecil untuk bertanya, maka hilangkah keinginan manusia untuk berfilsafat. Yang selanjutnya menjadi pembiasaan secara terus-menerus.
Filsafat disebut pula sebagai ratu dan induk dari semua ilmu pengetahuan, ratu yang memahkotai semua ilmu dengan sikap dasar selalu bertanya ini. Tetapi ada perbedaan dasar antara sikap bertanya dalam filsafat dan sikap bertanya dalam semua ilmu lainnya. Pertama, dalam filsafat kita mempertanyakan apa saja dari berbagai sudut khusunya dari sudut yang paling umum dan mendasar menyangkut hakikat, inti, pengertian paling mendasar. Sedangkan dalam ilmu pengetahuan, yang dipertanyakan hanya satu saja kenyataan yang digumuli oleh ilmu itu dan dipertanyakan dari sudut pandang ilmu yang bersangkutan. Kedua, lalu apakah lantas semua orang ahli filsafat? Pertama, dibutuhkan orang khusus yang belajar filsafat karena memang telah hilang kecenderungan berfilsafat dalam diri semua manusia karena sebagaimana telah dikatakan di atas, telah dimatikan sejak kecil. Jadi diperlukan orang-orang khusus yang kembali membiasakan diri untuk mempersoalkan segala sesuatu sampai akhirnya menjadi filsuf. Kedua, dalam rangka itulah, filsafat tidak lagi sekadar sebuah sikap belaka melainkan telah menjadi sebuah ilmu khusus yang perlu dipelajari.
Filsafat dibagi menjadi 5 cabang besar, yaitu (1) metafisika atau ilmu tentang yang ada sebagai ada (2) epistemology atau filsafat ilmu pengetahuan (3) etika atau filsafat moral yang berbicara mengenai baik buruknya perilaku manusia (4) logika berbicara mengenai bagaimana berfikir secara tepat dan (5) estetika atau filsafat seni berbicara tentang keindahan.

2.  Fenomenologi pengetahuan dan Ilmu Pengetahuan
Agar dapat terjadi pengetahuan, subjek harus terbuka dan terarah atau mengarahkan diri kepada objek untuk mengenal dan mengetahui sebagaimana adanya dan sebaliknya objek harus terbuka dan terarah kepada subjek untuk dikenal sebagaimana adanya. Karena manusia tidak hanya memiliki tubuh jasmani, melainkan juga jiwa yang mengatasi tubuh jasmaninya yang terbatas, maka dengan bantuan jiwa atau akal budinya, manusia mampu mengangkat pengetahuan yang bersifat kontemporal, konkret, jasmani-indrawi ke tingkat yang lebih tinggi yaitu ketingkat abstrak dank arena itu universal. Jadi ilmu pengetahuan muncul karena apa yang sudah diketahui secara spontan dan langsung tadi, disusun san diatur secara sistematis dengan menggunakan metode tertentu yang bersifat baku.  

3.  Filsafat pengetahuan dan filsafat ilmu pengetahuan
Pengetahuan adalah keseluruhan pemikiran, gagasan, ide, konsep, dan pemahaman yang dimiliki manusia tentang dunia dan segala isinya, termasuk manusia dan kehidupannya. Sedangkan ilmu pengetahuan adalah keseluruhan system pengetahuan manusia yang telah dibakukan secara sistematis. Ini berarti pengetahuan lebih bersifat spontan sifatnya, sedangkan ilmu pengetahuan lebih sistematis dan reflektif.

4.  Fokus filsafat ilmu pengetahuan
Fokus filsafat ilmu pengetahuan adalah masalah metode ilmu pengethauan. Maka logika dan imajinasi merupakan dua dimensi penting dari seluruh cara kerja ilmu pengetahuan. Tugas filsafat ilmu pengetahuan adalah membuka pikiran kita untuk mempelajari dengan serius proses logis dan imajinatif dalam cara kerja ilmu pengetahuan.

5.  Manfaat belajar filsafat

Pertama, membantu mahasiswa untuk semakin kritis dalam sikap ilmiahnya. Mahasiswa dituntut untuk tetap kritis terhadap berbagai macam teori dan pengetahuan ilmiah yang diperoleh baik di ruang kuliah maupun dari berbagai sumber yang dapat diperolehnya. Kedua, bagi calon ilmuwan dengan memperkenalkan mereka dengan metode ilmu pengetahuan yang kiranya sangat berguna bagi mereka dalam mencari ilmu pengetahuan, khususnya dalam melakukan penelitian ilmiah. Ketiga, lebih praktis sifatnya, yaitu membantu kerja mahasiswa tersebut kelak dikemudian hari.yang dibutuhkan dari seseorang yang professional dalam bidang pekerjaannya adalah pertama-tama, kemampuan untuk melihat masalah, dimana masalahnya, seberapa besar masalahnya, apa dampaknya, dan bagaimana mengatasinya. Keempat, adalah bahwa ilmu pengetahuan tidak hanya bersifat puritan-elitis, melainkan juga pragmatis. Jadi, ilmu pengetahuan tidak hanya berhenti sekedar memuaskan rasa ingin tahu manusia, melainkan juga bermaksud membantu manusia untuk memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi manusia dalam hidupnya.  

No comments:

Post a Comment