Cerita Duka Dua Istri TentaraAYAH SUDAH TIDUR DI SURGA
Peristiwa penembakan empat anggota TNI oleh sesama rekannya di Aceh beberapa waktu lalu, menyisakan duka mendalam bagi istri korban.
Dua bocah perempuan, Rani dan Reza (18 bulan) tampak asyik bermain di sebuah rumah di daerah Lawang (Jatim). Dengan wajah cerah, secerah suasana Sabtu (28/8) sore itu, mereka merangkak dan saling bercanda. Sang ibu, Utami Dewi (29), yang tinggal di rumah orang tuanya itu, sesekali tersenyum mendengar celotehan mereka.
"Sesudah kehadiran anak pertama, Sutan yang sekarang berumur lima tahun, saya dan suami ingin anak perempuan. Eh, enggak tahunya malah dapat anak kembar lelaki dan perempuan," ujarnya.
Dari nada suaranya yang terdengar getir, Utami tak bisa menyembunyikan perasaan duka. Apalagi, ditambah wajahnya yang sembab. Ia memang sangat bersedih setelah mendengar kabar sang suami, Serka Bambang Hariyanto yang bertugas di Aceh, meninggal karena ditembak rekannya sendiri.
BERUSAHA TERSENYUM Dikisahkan Utami, ia mendengar kabar duka ini Selasa (24/8). Pagi itu, guru SD ini bersiap-siap berangkat mengajar. "Entah mengapa, tiba-tiba saja seluruh badan saya jadi terasa dingin. Lalu, saya ambil jaket Mas Bambang."
Beberapa saat kemudian, tiga orang anggota TNI Yon Bek-Ang II Divisi II Kostrad, rekan suaminya, mendatangi rumah orang tuanya. Mereka menyampaikan kabar bahwa Bambang tewas di Aceh. Mendengar berita itu, Utami langsung histeris. "Saya lalu menangis dan menjerit. Enggak mungkin itu suami saya. Yang namanya Bambang banyak. Bukan suami saya yang meninggal," tutur Utami, seolah tak percaya.
Tanpa sadar, Utami terus menyebut nama suaminya. Sang ibu, Kasih (62), mencoba menenteramkan hatinya. "Tabah ya, Nduk. Jodoh kamu sama Bambang mungkin memang cuma sampai di sini," kata Kasih. Utami pun sadar, sang suami telah tiada. Dengan perasaan galau, Utami berharap segera menjumpai jenazah suaminya. Keterangan tentang kedatangan jenazah yang tak pasti, membuatnya semakin pilu.
Menurut Utami, perwakilan TNI di Jakarta mengabarkan lewat telepon, jenazah akan datang pukul 21.00. Lantas, ada berita susulan yang mengabarkan bahwa jenazah Bambang dan Suyitno, rekan Bambang yang juga tewas dalam peristiwa itu, sempat tertahan di Pekanbaru. Akhirnya, jasad mereka tiba di lapangan terbang Juanda, Surabaya pada pukul 11.00 keesokan harinya.
Dengan hati galau, Utami menunggu kedatangan sang suami di rumah. Tepat pukul 13.00, Rabu (25/8), iring-iringan orang membawa peti mati suaminya menuju kediaman orang tua Utami. Utami menyambut sang suami dengan penuh ketabahan.
"Saat itu saya bertekad, enggak akan menangis. Saya sudah pernah janji sama Mas Bambang. Bila sesuatu terjadi, saya tidak akan menyambutnya dengan derai air mata.
Sekuat hati, saya berusaha tersenyum. Kamu sudah pulang, Mas! Cuma itu yang saya ucapkan terus menerus," papar Utami seraya memeluk pigura foto almarhum. Ibu tiga anak ini hanya ingin memeluk dan mencium suaminya untuk terakhir kali. Namun, keinginan itu tak sempat terwujud.
"Setelah disucikan, jenazah lalu dikafani. Saya hanya boleh melihat wajahnya. Seolah saya enggak percaya ia sudah tiada. Wajahnya bersih, seperti orang tidur dan sedang tersenyum," ujar Utami. |
|
No comments:
Post a Comment