Thursday 13 March 2014

ILMU PENGETAHUAN DAN POLITIK


Pengantar
Ilmu pengetahuan mampu membantu para penguasa untuk mengembangkan organisasi sosial yang semakin solid yang dapat dipakai untuk kepentingan kekuasaan yang bertentangan dengan semangat dasar masyarakat modern yang demokratis dan menghargai martabat manusia.
Teknik Ilmiah dan Kekuasaan
Teknik ilmiah dan kekuasaan memiliki hubungan yang sangat erat yaitu dalam sistem ologarki dan perang.
a.       Oligarki
Oligarki adalah sistem apapun dengan kekuasaan tertinggi hanya dimiliki sekelompok orang. Sistem ini di nilai jahat karena mengandung dua sifat buruk yaitu totaliter (ologarki ilmiah lebih besar daripada oligarki manapun sehingga dapat bersatu dalam Negara) dan egoistis (lebih mementingkan kepentingan sendiri daripda kepentingan kelompok). Oligarki ilmiah dewasa ini memiliki kemampuan untuk menundukkan banyak orang, menjadi kebal kritik, mempunyai kemampuan luar biasa untuk melenyapkan individu serta mengunggulkan kekuasaan dan masyarakat diatas kepentingan individu yang melanggar hak-hak asasi manusia.
b.      Perang
            Kejahatan lain yang di timbulkan teknik ilmiah adalah perang. Perang adalah suatu            praktek kekuasaan dengan tujuan mengalahkan dan menghancurkan seluruh potensi     musuh. Kemajuan ilmu pengetahuan membuat dampak perang semakin besar. Perang           tidak akan terjadi apabila kita memusnahkan diri kita sendiri atau harus mengorbankan             kebebasan dan nafsu dalam membunuh orang.
Demokrasi
Demokratis biasanya di hubungkan dengan gagasan kebebasan, baik itu kebebasan dari kungkungan para penguasa yang despotis, maupun kebebasan berpikir dan mengemukakan pendapat. Terdapat tiga urgensi demokratis dalam masyarakat ilmiah yaitu, agar individu dapat melihat dirinya berguna, sedapat mungkin terhindar dari kemalangan yang tidak seharusnya ia terima. Dan memiliki kesempatan untuk berinisiatif dalam segala cara positif yang tidak merugikan orang lain. Demokratis di perlukan dalam masyarakat agar masyarakat dapat berinisiatif agar tidak bersaing dengan kekerasan.
Peran Ilmuwan

Banyak ilmuwan memainkan peran yang tidak kecil dalam pengembilan keputusan politik baik dengan menjadi staf dalam bidang milik pemerintah atau staf lembaga konsultasi publik. Terdapat permasalahan pada sifat hubungan antara ilmuwan dengan politisi yang mengambil keputusan. J habermas menyatakan terdapat 3 hubungan kerja antara ilmuwan dan politisi yaitu, decisionistic mode (model pengambilan keputusan berdasarkan pertimbangan kepentingan) technocratic mode (model pengembilan keputusan menguntungkan ilmuwan dimana asumsinya para pemegang kekuasaan sedang membutuhkan kemajuan teknis dan kontinuitas rasionalitas) pragmatic mode (Ilmuwan menasihati politisi dan politisi mendorong ilmuwan untuk berpikir kebutuhan praktis masyarakat). Dari ketiga model di atas model pragmatislah yang paling sesuai dengan sistem demokratis. Selain spesialisasinya, ilmuwan juga harus terlibat dalam seluruh proses self-understanding masyarakat, dimana ilmuwan harus dapat mengintegrasikan kebudayaan teknik dengan kepribadian cultural. Dalam rangka ini, public discussion dapat dilihat sebagai ruang dan tempat dimana ilmuwan bisa menterjemahkan temuan ilmiahnya dan menjawab kebutuhan paling real masyarakat,

No comments:

Post a Comment