Tuesday 5 September 2017

Lintasan Sejarah Persit Kartika Chandra Kirana



  PERSIT KARTIKA CHANDRA KIRANA
               PENGURUS PUSAT









 



    













SEJARAH SINGKAT
PERSATUAN ISTRI PRAJURIT (PERSIT)
KARTIKA CHANDRA KIRANA

            Organisasi istri prajurit TNI AD Persit Kartika Chandra Kirana pada awalnya bernama Persatuan Kaum Ibu Tentara (PKIT) lahir ditengah-tengah perjuangan bangsa Indonesia yang dijiwai semangat dan cita-cita luhur untuk merebut kemerdekaan. Meskipun pada saat itu belum memiliki wadah organisasi, tetapi para istri prajurit telah berhasil memberikan dorongan semangat kepada para prajurit.
            Lahirnya organisasi istri prajurit di dorong oleh kesadaran yang timbul di kalangan istri prajurit sebagai pendamping suami yang sedang berjuang menegakkan dan mempertahankan proklamasi kemerdekaan bangsanya.
            Di daerah Jawa Barat, BKR / TKR yang kemudian menjadi TNI AD menghadapi banyak ancaman. Markas Komandemen TKR yang berkedudukan di Purwakarta menjadi pusat kegiatan pengerahan prajurit. Komandan Komandemen pada saat itu adalah Mayor Jenderal Didi Kartasasmita dan kepala Stafnya adalah Kolonel Hidayat.
            Kenyataan yang dihadapi pada saat itu sangatlah menyentuh hati nurani. Banyaknya prajurit yang gugur dan terluka di RS Purwakarta karena tempat rumah sakit tersebut tidak mencukupi. Kenyataan inilah menimbulkan inisiatif di hati Ny. Ratu Aminah Hidayat (istri dari Kolonel Hidayat, Kepala Staf Komandemen I) untuk mengumpulkan para istri perwira Markas Komandemen I di kediamannya di daerah Purwakarta.
            Dalam pertemuan yang dilaksanakan pada tanggal 3 April 1946, Ibu Ratu Aminah Hidayat mengutarakan pemikiran dan hasratnya untuk menggerakkan para istri prajurit melakukan sesuatu guna membantu prajurit di dalam melaksanakan tugasnya.
            Sejak itulah para istri prajurit yang berdomisili di  Purwakarta mulai memikirkan untuk membentuk suatu wadah bagi kelompok istri prajurit yang kemudian dinamakan Persatuan Kaum Ibu Tentara (PKIT) yang selanjutnya merupakan cikal bakal Persit Kartika Chandra Kirana.
            Untuk menghadapi tantangan perjuangan yang semakin berat, maka pada tanggal 15 Agustus 1946 PKIT mengadakan konferensi di Garut, Jawa Barat guna mempersatukan organisasi-organisasi istri tentara yang ada di daerah-daerah.
            Dalam konferensi tersebut di bahas masalah anggaran dasar dan anggaran rumah tangga serta perubahan nama organissi yang semula PKIT diubah menjadi Persatuan Istri Tentara (Persit). Selanjutnya kegiatan Persit semakin meningkat seiring dengan perkembangan organisasi TNI AD.
            Dalam periode 1947, kegiatan para istri prajurit antara lain menjahit, membuat tanda pangkat pejuang, juru rawat dalam Palang Merah Indonesia, memberikan perawatan, dan pertolongan pejuang yang luka atau gugur di medan bakti. Tugas menyelidiki kekuatan dan lokasi musuh, suatu tugas yang tidak ringan dan penuh dengan resiko tertangkap oleh pihak lawan.
            Selanjutnya guna membangun solidaritas organisasi, penyelenggaraan konferensi dilaksanakan secara berkesinambungan dan memakai nama kongres, rapat kerja, hingga musyawarah pusat. Pada tahun 1962 ditetapkan Hymne dan Mars persit Kartika Chandra Kirana yang diciptakan oleh  A.Tampubolon. pada tahun 1967, ditetapkan lambang Persit kartika Chandra Kirana yang merupakan hasil karya Mayor Caj Tranggono.
            Dalam perjalanan sejarahnya Persit kartika Chandra Kirana pernah menerbitkan majalah mekar pada tahun 1954. Tahun 1983 Persit Kartika Chandra Kirana kembali menggiatkan media penerangan kepada anggotanya melalui penerbitan majalah Kartika Kencana yang berlangsung hingga saat ini.
            Pada tanggal 7 Juli 1967, Ketua Umum Persit Kartika Chandra Kirana yang dijabat oleh Siti Hartinah Soeharto, didirikan Yayasan Kartika Jaya. Kala itu masing-masing yayasan dijabat secara fungsional oleh Ketua dan Wakil Ketua Persit Kartika Chandra Kirana di masing-masing tingkat Kepengurusan Daerah, Gabungan, Cabang Berdiri Sendiri. Tahun 1996, Ny. Hartono, Ketua Umum Persit Kartika Chandra Kirana dan dibantu oleh sebuah tim yang diketuai oleh Ibu Agum Gumelar, kedudukan Yayasan Kartika Jaya yang dikelola oleh PD, PG, dan PCBS dilebur ke dalam satu wadah tunggal dengan nama Yayasan Kartika Jaya yang langsung berada di bawah naungan Persit Kartika Chandra Kirana Pengurus Pusat. Sejak 16 Februari 2005, maka jabatan Ketua dan Wakil Ketua Yayasan tidak lagi dijabat secara fungsional oleh Ketua dan Wakil Ketua Umum Persit Kartika Chandra Kirana dan selanjutnya Yayasan Kartika Jaya menjadi badan hukum yang berdiri sendiri.
            Pada tanggal 2 April 2002, Ny. Andy E. Sutarto selaku ketua Umum Persit Kartika Chandra Kirana mendirikan Yayasan Yatim, Yatim Piatu “Kartika Asih”. Yayasan ini memberikan beasiswa bagi putra-putri prajurit yang gugur di dalam melaksanakan tugas, sebagai wujud kepedulian dan rasa tanggung jawab Persit Kartika Chandra Kirana terhadap masa depan generasi penerus bangsa.
            Pada tahun 2004, atas prakarsa Ny. Drg Nora Ryamizard selaku Ketua Umum Persit Kartika Chandra Kirana, Gedung Balai Kartini dan Kartika Eka Paksi dibongkar dan dibangun kembali. Selanjutnya gedung siap digunakan pada tahun 2005 hingga sekarang.
            Pada tanggal 10 Januari 2007, Kasad Jenderal TNI Djoko Santoso selaku Pembina Utama Persit Kartika Chandra Kirana meresmikan “Wisma Kartika” sebagai Kantor Persit Kartika Chandra Kirana Pengurus Pusat, Balai Keterampilan Kartika, dan Griya Kebugaran Kartika.
            Pada tahun 2014, atas prakarsa Ny. Wanti Budiman selaku Ketua Umum Persit Kartika Chandra Kirana memimpin Mupus XI Persit Kartika Chandra Kirana dan menetapkan waktu pelaksanaan Mupus dari 5 tahun sekali menjadi 3 tahun.
            Pada tanggal 7 Oktober 2016, telah diluncurkan website Persit Kartika Chandra Kirana dan diresmikan pembentukan kepengurusan tingkat daerah yaitu PD XVIII/Kasuari tanggal 19 Desember 2016 dan PD XIII/Merdeka tanggal 20 Desember 2016 yang dilaksanakan pada jasa kepemimpinan Ny. Sita Mulyono selaku Ketua Umum Persit Kartika Chandra Kirana saat ini.
            Demikian sejarah singkat Persit Kartika Kartika Chandra Kirana sejak kelahirannya pada tanggal 3 April 1946 hingga saat ini. Berikut adalah nama para Ketua Umum yang pernah memimpin organisasi Persit Kartika Chandra Kirana adalah sebagai berikut:
1.    Ny. A. H Nasution
(27 Oktober 1950 – 8 Desember 1951)
2.    Ny. Sahusilawane
(8 Desember 1951 – 28 Desember 1952)
3.    Ny. Bambang Supeno
(28 Desember 1952 – 20 Desember 1953)
4.    Ny. R.A Tahir
(20 Desember 1953 – 20 April 1955)
5.    Ny. Hj. R. Omon Abdurachman
(20 April 1955 – 18 Juli 1955)
6.    Ny. Sukaswo
(18 Juli 1955 – 28 Januari 1958)
7.    Ny. E. Dachyar
(28 Januari 1958 – 14 Januari 1961)
8.    Ny. R.A Tahir
(14 Januari 1961 – 24 April 1963)
9.    Ny. S.R Lasmindar
(24 April 1963 – 12 desember 1964)
10. Ny. A. Yani
(12 Desember 1964 – 17 Juni 1966)
11. Ny. Tien Soeharto
(17 Juni 1966 – 30 Juni 1967)
12. Ny. M. Panggabean
(30 Juni 1967 – 12 Januari 1970)
13. Ny. Umar Wirahadikusumah
(12 Januari 1970 – 3 April 1973)
14. Ny. Surono
(3 April 1973 – 14 Mei 1974)
15. Ny. Makmun Murod
(14 Mei 1974 – 30 Januari 1978)
16. Ny. Widodo
(30 Januari 1978 – 17 April 1980)
17. Ny. Poniman
(14 Maret 1983 – 1 Juli 1986)
18. Ny. Rudini
(14 Maret 1983 – 1 Jli 1986)
19. Ny. Try Sutrisno
(1 Juli 1986 – 24 Februari 1988)
20. Ny. Edi Sudradjat
(24 Februari 1988 – 10 April 1993)
21. Ny. Wismoyo Arismunandar
(10 April 1993 – 13 Februari 1995)
22. Ny. R. Hartono
(13 Februari 1995 – 13 Juni 1997)
23. Ny. Uga Wiranto
(13 Juni 1997 – 23 Februari 1998)
24. Ny. Afifah Subagyo Hadisiswoyo
(23 Februari 1998 – 2 Desember 1999)
25. Ny. Titik Tyasno Sudarto
(2 Desember 1999 – 18 Oktober 2000)
26. Ny. Andy E. Sutarto
(18 Oktober 2000 – 6 Juni 2002)
27. Ny. Nora Ryamizard
(6 Juni 2002 – 25 Februari 2005)
28. Ny. Angky Djoko Santoso
(25 Februari 2005 – 31 Desember 2007)
29. Ny. Diana Agustadi Sasongko Purnomo
(31 Desember 2007 – 11 November 2009)
30. Ny. Hj. Nur George Toisutta
(11 November 2009 – 7 Juli 2011)
31. Ny. Kiki Pramono Edhie Wibowo
(7 Juli 2011 – 23 Mei 2013)
32. Ny. Koes Moeldoko
(23 Mei 2013 – 2 September 2013)
33. Ny. Wanti Budiman
(2 September 2013 – 25 juli 2014)
34. Ny. Nenny Gatot Nurmantyo
(25 Juli 2014 – 15 Juli 2015)
35. Ny. Sita Mulyono
(15 Juli 2015 – sekarang)
                                                                                    Jakarta, 4 April 2017
                                                                                           Ketua Umum
                                                                                                  Ttd.
                                                                                        Ny. Sita Mulyono

No comments:

Post a Comment