1.
Macam-macam teori Kebenaran
a.
Teori Kebenaran sebagai persesuaian
Menurut
teori ini, kebenaran adalah soal kesesuaian antara apa yang diklaim sebagai
diketahui dengan kenyataan sebenarnya. Kebenaran sebagai persesuaian juga
disebut sebagai kebenaran empiris karena kebenaran suatu pernyataan, proposisi,
atau teori ditentukan oleh apakah pernyataan, proposisi, atau teori itu
didukung fakta atau tidak. Ada beberapa hal yang perlu dicatat sehubung dengan
teori ini, yaitu
1.
teori ini sangat ditekankan oleh aliran empirisme yang mengutamakan pengalaman
dan pengamatan indrawi sebagai sumber utama pengetahuan manusia.
2.
Teori ini juga cenderung menegaskan dualitas antara subjek dan objek, antara si
pengenal dan yang dikenal.
3.
Teori ini sangat menekankan pada bukti (evidence) bagi kebenaran suatu
pengetahuan. Tetapi bukti itu bukan diperoleh melalui akal budi tetapi apa yang
diberikan oleh objek yang ditangkap oleh pancaindra.
Persoalan
yang muncul adalah bahwa semua pernyataan, proposisi, atau hipotesis yang tidak
didukung oleh bukti empiris, oleh kenyataan factual apapun, tidak akan dianggap
benar.
b.
Teori kebenaran sebagai keteguhan
Menurut
teori ini, kebenaran tidak ditemukan dalam kesesuaian antara proposisi baru
dengan proposisi yang sudah ada. Maka suatu pengetahuan, teori, pernyataan,
proposisi, atau hipotesis dianggap benar lalau sejalan dengan pengetahuan,
teori, proposisi, atau hipotesis lainnya yaitu kalau proposisi itu meneguhkan
dan konsisten dengan proposisi sebelumnya yang dianggap benar. Maka dapat
dilihat jelas, bahwa
1.
Teori kebenaran keteguhan lebih menekankan kebenaran rasional-logis dan juga
cara kerja deduktif.
2.
Teori ini lebih menekankan kebenaran dan pengetahuan apriori. Ini berarti
pembuktian atau justifikasi sama artinya dengan validasi: memperlihatkan apakah
kesimpulan yang mengandung kebenaran tadi diperoleh secara sah dari proposisi
lain yang telah diterima benar.
Persoalan
dalam teori ini adalah bahwa kebenaran didasarkan pada kaitan atau kesesuaian
dengan pernyataan lain, timbul pernyataan bagaimana dengan kebenaran pernyataan
lain tadi? Jawabannya, maka hal ini akan bergerak mundur tanpa henti atau akan
terjadi gerak putar tanpa henti.
Berikut
ini adalah perbandingan kebenaran empiris dan rasionalis.
Kebenaran Empiris
|
Kebenaran Logis
|
-
Mementingkan objek
-
Menghargai cara kerja induktif dan
aposteriori
-
Lebih mengutamakan pengamatan indra
|
-
Mementingkan subjek
-
Menghargai cara kerja deduktif dan
apriori
-
Lebih mengutamakan penalaran akal
budi
|
c.
Teori pragmatis tentang kebenaran
Bagi
kaum pragmatis, kebenaran adalah suatu kegunaan. Jadi ide, konsep, pernyataan,
atau hipotesis yang benar adalah ide yang berguna. Menurut James, idea tau
teori yang benar adalah idea tau teori yang berguna dan berfungsi memenuhi
tuntutan dan kebutuhan kita. Sebaliknya, ide yang salah adalah ide yang tidak
berguna atau tidak bisa berfungsi membantu kita memenuhi kebutuhan kita.
Contohnya, ide tentang kinerja sebagai berbanding lurus dengan reward atau
appraisal. Ide ini benar kalau naiknya jaminan bagi pekerja ternyata
meningkatkan kinerja atau produkrivitas pekerja. Benar, dengan demikian, sama
artinya dengan berfungsi dan berlaku. Kebenaran yang ditekankan adalah
kebenaran yang menyangkut “pengetahuan bagaimana”
d.
Teori kebenaran performatif
Menurut
teori ini, pernyataan dianggap benar jika pernyataan tersebut menciptakan
realitas bukan pernyataan yang mengungkapkan realita. Tetapi teori ini memiliki
sisi negative dan positif. Positifnya, dengan teori ini orang akan berusaha
mewujudkan apa yang dikatakannya. Negatifnya, orang dapat terlena dengan
pernyataan atau ungkapannya seakan pernyataan atau ungkapan tersebut sama
dengan realitas begitu saja.
2.
Sifat Dasar Kebenaran Ilmiah
Dari
penjelasan diatas, maka kebenaran ilmiah selalu mempunyai paling kurang tiga
sifat dasar, yaitu
1. struktur yang
rasional-logis, yaitu kebenaran ilmiah selalu dicapai berdasarkan kesimpulan
yang logis dan rasional dari proposisi atau premis-premis tertentu
2. isi empiris, bahwa
bagaimanapun juga kebenaran ilmiah perlu diuji dengan kenyataan yang ada
3. dapat diterapkan
(pragmatis), bahwa selain logis dan empiris, pernyataan tersebut juga harus
berguna dalam kehidupan manusia, yaitu berguna untuk membantu manusia
memecahkan berbagai persoalan dalam hidup manusia.
No comments:
Post a Comment