Monday 17 February 2014

Kamu Luka hati??? Patah hati???

Luka hati? Semua orang pasti pernah merasakan. Anda juga pasti pernah. Bagi seseorang yang mengalami patah hati biasanya lebih senang menyendiri dan merenung dalam kesendiriannya. Kesedihan yang mendalam dapat memengaruhi kesehatan fisik.
Hal tersebut dapat menimbulkan kecemasan yang berlebihan sehingga timbullah sindrom patah hati. Ada pernyataan yang menyebutkan bahwa kesedihan karena luka hati dapat membunuh, ternyata itu dibenarkan.

Luka - Sindrom Patah Hati
Penyakit sindrom patah hati dikemukakan pertama kali pada tahun 1991 oleh seorang dokter di Jepang. Sindrom patah hati sering dikondisikan dan didominasi oleh gejala yang disebut serangan jantung. Penderita sering mengeluhkan sesak napas dan kelelahan parah akibat kesedihan yang mendalam.
Di Amerika contohnya, lebih dari 60 juta mencari pengobatan akibat depresi dan sakit karena mental yang disebabkan karena luka di hatinya. Perempuan khususnya sangat merasa terbebani jika mengalami patah hati. Seorang professor psikologi telah mempelajari hubungan antara perasaan sakit dan patah hati sangat masuk akal.
Penelitian di Kolombia menggunakan beberapa orang yang pernah mengalami rasa sakit hati karena perpisahan dengan mantan pacarnya. Mereka mengujinya dengan memperlihatkan foto mantan pasangan mereka. Dari penelitian tersebut disimpulkan bahwa antara otak, hati, dan fisik tubuh saling memengaruhi. Penyebabnya adalah karena sebuah penolakan dan juga patah hati.
Sebuah contoh seseorang yang mengalami luka di hati dan berimbas pada patah hati yang juga telah mempengaruhi fisiknya. Ia seseorang yang menjalin hubungan selama 1 tahun dengan pacarnya yang telah mengalami putus sambung sebanyak 3 kali. Ia mengakui bahwa setiap kali putus selera makan mendadak hilang. Setiap bangun tidur mengalami rasa sesak. Rasa mual di perut menolak semua makanan yang masuk. Bahkan sakit maag yang tidak pernah melanda perutnya tiba-tiba dengan setia mendatangi perutnya.
Melihat kondisi fisik yang begitu parah, orang tuapun panik karena sudah dapat dikatakan mencapai kondisi yang parah. Rumah sakit pun perlu menjadi tempat rawat inap. Dengan keterpurukan tersebut, yang bersangkutan ingin bangkit dari lemahnya, ia pun mendekatkan diri kepada Tuhan. Cara itulah yang dapat memulihkan hatinya selama ini.
Lebih mengejutkan penelitian di Australia, seseorang yang telah ditinggal karena sebuah kematian memiliki resiko penyakit jantung 6 kali lebih besar. Bahkan jika rasa luka di hati lama dan mendalam dapat mengakibatkan kematian. Pada saat mengalami kesedihan mendalam tekanan darah akan meningkat, detak jantung semakin cepat, perubahan sistem kekebalan tubuh dan terbentuknya gumpalan sehingga menyumbat aliran darah yang dapat menyebabkan serangan jantung.
Resiko terkena serangan jantung karena patah hati biasanya dapat terjadi pada orang yang berusia sekitar 30 tahun. Diyakini saat mengalami itu berlebihnya hormon stres saat itu. Stres yang timbul biasanya tekanan dalam diri orang tersebut dan rasa kesepian.

Luka - Beberapa Cara mengatasi Patah Hati
Ketika mengalami patah hati, mungkin anda akan mengalami kelesuan serta hidup yang tidak bersemangat. Ada beberapa cara untuk mengatasi sindrom patah hati yang menyerang luka di hati, seperti:
1.  Apabila kita mengalami kesedihan yang mendalam, dan tidak dapat makan, dan fisik pun menjadi lemah alangkah baiknya tidak menyimpan sendiri kesedihan tersebut, tetapi sebaiknya ada seseorang yang dapat kita percayai untuk menceritakan kesedihan kita. Dengan bercerita diharapkan dapat mencari solusi dan meredakan rasa luka di hati kita.
2.  Apabila sindrom patah hati benar-benar sudah mencapai taraf yang parah, sebaiknya perlu ke medis dan perlu dikonsultasikan pada seorang psikiater, karena ini menyangkut kejiwaan kita.
3.  Belajar menerima kenyataan dengan bantuan mengingat hal buruk tentang pasangan. Dengan mengingat hal itu, luka hati kita dapat terobati bahwa pasangan kita dahulu memang tidak pantas untuk bersama diri kita. Perlu menjadi pelajaran bahwa dalam mencintai seseorang sebaiknya tidak memberikan hati kita 100 persen kepada pasangan, karena saat kita mengalami kekecewaan akan mengalami drop yang mengakibatkan pada lemahnya fisik kita. Dengan kita memberikan hati kita tidak sepenuhnya, saat kita kecewa kita masih memiliki hati untuk bangkit.
4.  Selain menceritakan kisah kita kepada orang yang dapat dipercaya, jangan lupa kita masih memiliki Tuhan yang menciptakan kita. Curhatlah kepada-Nya, karena memang Dia yang mengetahui yang terbaik untuk kita. Dengan perpisahan dengan pasangan, tentunya Tuhan memberikan cobaan yang dapat membuat kita kembali mengingat-Nya bahwa diri kita tetap dijaga-Nya. Dengan belajar ikhlas, kita akan mengerti kalau memang hidup kita tidak berhenti sampai di situ saja. Hidup terus berlanjut, asalkan kita ikhlas dan tetap semangat untuk melanjutkan hidup kita dan harus meyakini Tuhan sudah menyiapkan seseorang yang terbaik untuk kita.

Mulai belajar menyembuhkan diri dari luka di hati, dapat dipelajari dengan diri sendiri seperti, kita harus mengakui bahwa kita mengalami sakit hati dan membutuhkan untuk sembuh. Selain itu kita menyalurkan emosi kita kepada Tuhan dengan doa. Selain ikhlas, kita juga harus mulai menerima dan memaafkan seseorang yang menyakiti kita.

Apabila hati kita terlalu mengalami patah hati yang cukup berat, sehingga hati kita tak dapat menerima, maka berpikirlah tentang Tuhan kita, bahwa betapa banyak pengampunan yang telah diberikanNya. oleh karena itu, kita sepatutnya mengampuni orang yang pernah memberikan luka pada kita atau dapat dikatakan kita lakukan semua ini demi Tuhan kita.
Setelah memaafkan, sering-seringlah berpikir tentang Tuhan. Apa yang dipikirkan pencipta kita tentang kita, pikiran-pikiran baik tentang diri kita dapat menyembuhkan patah hati, sehingga kita dapat tersenyum sedikit. Jangan lupa sifat negatif kita, jika kita berpikir tentang negatifnya kita, pikirkan bahwa Tuhan juga memikirkan sikap negatif kita, sehingga kita dapat termotivasi untuk memperbaiki sikap kita.

Cara-cara kesehatan untuk mengatasi patah hati seperti meditasi dapat dilakukan. Meditasi dapat dilakukan di ruangan tertutup yang cukup nyaman, tenang, dan udara yang baik. Dengan menggunakan pakaian yang longgar, tidak ketat dan nyaman untuk bersila dan tidak menggunakan alas kaki. Memejamkan mata dan menghirup udara ke dalam paru-paru dan perlahan hembuskan nafas melalui hidung.

Dalam bermeditasi tersebut dapat mengevaluasi hasil meditasi untuk mengatasi patah hati. Misalnya saat bermeditasi masih memikirkan masalah yang telah terjadi, itu artinya kita belum lepas dari masa lalu kita. Jika saat kita bermeditasi memikirkan bayangan yang belum terjadi, itu mengartikan kita masih memikirkan tentang hal yang belum terjadi. Jika saat bermeditasi dapat merasakan tubuh kita berada, merasakan sentuhan lantai, dan sentuhan jari kita artinya kita sudah dapat menerima apa yang terjadi sekarang.

Ada 2 pandangan mengenai masalah hati ini. Pandangan pertama adalah pandangan yang berorientasi pada masa lampau. Sedangkan pandangan kedua adalah pandangan yang berorientasi pada masa depan. Banyak yang mengalami trauma pada masa lalunya, sehingga berdampak buruk pada perilakunya sekarang.

Padahal setiap manusia bersifat bebas, sehingga tidak seharusnya bergantung pada apa yang telah melukainya. Ada juga seseorang yang sudah cemas pada sesuatu yang belum terjadi, sehingga terkadang seseorang tersebut memilih untuk pergi tetapi ada juga yang memilih untuk menghadapinya.

Sayangnya, banyak individu yang belum menyadari kalau kita tidak sedang hidup di masa lalu dan masa depan, tetapi sedang hidup di masa kini. Masa dimana hati seharusnya tidak dipupuk, tetapi melihat orang sekitar kita dengan nyata bahwa mereka dapat membantu kita untuk hidup kita.


Tanpa kita sadari, selama ini kita hanya bergelut pada luka di masa lalu kita dan sibuk memikirkan masa depan, sedangkan teman-teman yang sudah jelas ada di masa sekarang merasa kita abaikan. Dengan kejadian masa lalu yang buruk mendewasakan diri kita, masa lalu juga tidak selamanya buruk, tentunya ada masa lalu yang baik. Masa depan belumlah terjadi, sebaiknya kita menyiapkan diri kita untuk masa depan.

No comments:

Post a Comment