PENDAHULUAN
(*poorpostal_MalasngEdit)
Pada tahun 1930, Murray menciptakan istilah personologi untuk menjelaskan cabangilmu psikologi yang mempelajari kehidupan manusia dan faktor-faktor yang mempengaruhi
perjalanannya. Murray bekeyakinan kuat bahwa untuk memaham makna satu proses apapun dari
keperibadian, seseorang harus memilikimpemahaman terhadap keseluruhan.
Menurut Murray, kepribadian adalah sebuah abstraksi yang dirumuskan oleh teori dan
bukan hanya satu deskripsi tentang perilaku seseorang. Kepribadian adalah sebuah formulasi
yang didasarkan baik pada perilku yang teramati dan pada faktor-faktor yang sekarang hanya
dapat kita simpulkan dari apa yang diamati. Kepribadian harus merefleksikan tidak hanya
elemen perilaku bertahan dan berulang, namun juga harus merefleksikan apa nyang unik dan
asing.Kepribadian harus merefleksikan keaktifan orang selama rentang hidupnya: Peristiwa
individu dalam kehidupan seseorang dapat dipahami hanya jia dihubugkan dengan masa lalu,
sekarang dan masa depannya.
Murray sangat menekankan pentingnya menghubungkan proses psikologi dan peristiwa
dengan struktur dan keaktifan otak, bagi Murray, fenomena fenomena yang menyusun
kepribadian benar-benar bergantung pada keaktifan sistem syaraf utama. Ia mengatakan “ tak
ada otak, tak ada kepribadian”.
Murray melihat keperibadian ada dalam perubahan yang terus menerus, sebab manusia
itu selalu mempunyai kebutuhan dan ada tekanan-tekanan.
Menurut Murray kemampuan dan prestasi merupakan bagian yang teramat penting dari sebuah
keperibadian. Oleh karena itu Murray berpendapat apabila seseorang ingin sukses dalam
kehidupan maka ia menawarkan istilah ordinasi yaitu sebuah rencana tindakan dengan
mempunyai dua komponen : program dan jadwal serial, maksudnya sesuatu tujuan yang kita
harapkan harus dibuat suatu rencana yang sistematik dengan memakai jadwal (tahapan) yang
teratur untuk memudahkan kita mengevaluasi keberhasilannya.
PERSONOLOGI : HENRY MURRAY
Henry A. Murray telah membawa latarbelakang yang bervariasi dan rumit secara khusus
pada studi kepribadian manusia. Dahulu, ia merupakan ahli bedah dan ahli penelitia biokimia,
sekarang dia juga merupakan ahli psikoanalisis dan psikolog akademis. Dia juga memiliki
kedudukan dalam literatur sebagai ahli tentang kehidupan dan pekerjaan dari penulis Herman
Melville. “Bukan hanya William James yang ada sebagai seorang psikolog Amerika yang
berbakat “atau seseorang yang telah menulis dengan semangat dan keberanian”. (Adelson, 1981).
Pada tahun 1930, Murray menciptakan istilah personologi untuk menjelaskan cabang ilmu
psikologi yang mempelajari kehidupan manusia individual dan faktor-faktor yang mempengaruhi
perjalanannya (1938, hal 4). Dengan keyakinan kuat bahwa untuk memahami makna satu proses
apapun dari kepribadian, seseorang harus memiliki pemahaman terhadap keseluruhan, Murray
menekankan keperluan akan “studi individu yang sistematik dan berjangka panjang.” Dia telah
berulang kali menegaskan kesia-siaan banyaknya data yang diperoleh tanpa laboratorium,
dengan tetap bersikeras bahwa kita tidak akan maju selama kita mempelajari orang di luar
konteks dan dalam kondisi-kondisi yang tidak asli.
Keyakinan Murray bahwa setiap bagian perilaku manusia harus dipahami secara bersamaan
dengan seluruh manusia yang aktif membuatnya menciptakan teori yang benar-benar
menyeluruh (holistik). tidak seperti ahli teori holistik yang lain, Murray memasukkan -ke dalam
unit studi dasarnya- lingkungan di mana orang tersebut aktif dan dia telah mengembangkan
serangkaian konsep terperinci untuk merepresentasikan dorongan lingkungan. Dalam
menekankan interaksi antara orang dan lingkungannya, Murray dihadapkan dengan posisi
“interaksionis” 30 tahun yang sekarang banyak dipegang oleh pada peneliti yang sampai
sekarang berpendapat dengan tekun untuk satu segi atau segi yang lain dari “debat orangsituasi”.
Latar belakang klinis Murray telah berkontribusi pada keyakinannya akan pentingnya
menjelaskan kompleksitas contoh setiap individu dan dia telah mengembangkan sistem ekstensif
(taksonomi-taksonomi) untuk mengklasifikasikan data. Pada waktu yang sama, dia telah
menemukan cara-cara untuk memilih dan menentukan variabel-variabel yang penting untuk
memahami orang tersebut.
Murray adalah salah satu peneliti pertama dalam psikologi akademis yang memberikan
pemikiran psikoanalisis pada audiens yang sungguh-sungguh dan berusaha menerjemahkan
konsep Freud dan Jung ke dalam hipotesis yang teruji.
Oleh sebabnya, dia telah berkontribusi untuk menemukan dukungan empiris untuk konsepkonsep
dan teori-teori yang berasal dari setting psikoanalisis atau psikoterapi.
Murray selalu menganggap jelas keunikan penting setiap orang dan tentu saja setiap peristiwa
perilaku. Setiap potong perilaku “meninggalkan beberapa jejak tentang kejadiannya…
[ misalnya,] titik permulaan ide,… lebih banyak kasih sayang pada beberapa orang, sedikit
perkembangan kemampuan,” dan sebagai akibatnya, “dengan perubahan bertahap yang jarang
dapat dilihat,” orang tersebut berubah dari waktu ke waktu (Murray dan Kluckhohn, 1953, hal
10). Oleh sebabnya, setiap kali orang bertemu mereka itu unik, begitu pula interaksi mereka.
Walaupun pengalaman dan pelatihan kliniknya sering menuntutnya untuk berfokus pada apa
yang tidak normal, Murray dalam studi kepribadian seumur hidupnya sebagian telah berkutat
dengan individu yang normal. Seperti yang dia uraikan, dengan hanya menguji fitur neurotik
yang tidak normal” dari orang adalah seperti hanya meneliti elemen kriminal dan radikal dalam
sebuah Negara; Metode itu tidak dapat menciptakan sebuah gambaran yang akurat baik satu
manusia ataupun masyarakat secara keseluruhan (Murray, 1938)
Mungkin fitur yang paling istimewa dari teori Murray adalah penekanannya pada sistem
kompleks tinggi konsep motivasi. Dalam skema ini, faktor sekarang dan terdahulu memiliki
andil dalam menentukan perilaku dan bentuk motivasi bawah sadar secara penting.
Tidak seperti kebanyakan ahli teori yang telah kita pelajari sejauh ini, Murray secara konsisten
menekankan hubungan antara peristiwa psikologis dan proses psikologi yang pokok. Sekarang,
saat neuropsikologi, biokimia dan disiplin ilmu yang berkaitan menemukan informasi yang lebih
dan lebih banyak lagi tentang peran sistem syaraf dalam keaktifan psikologis, kebersikerasan
Murray dalam menilai otak sebagai lokus kepribadian nampak profetis.
SEBUAH DEFINISI KEPRIBADIAN
Menurut Murray, kepribadian adalah sebuah abstraksi yang dirumuskan oleh ahli teori dan
bukan hanya satu deskripsi tentang perilaku seseorang. Yakni, kepribadian adalah sebuah
formulasi yang didasarkan baik pada perilaku yang teramati dan pada faktor-faktor yang
sekarang hanya dapat kita simpulkan dari apa yang dapat diamati.
Kendatipun sifat abstraknya yang penting, Konsepsi Murray akan kepribadian mengasumsikan
bahwa ada proses sentral yang menyusun dan mengendalikan dalam individu, proses-proses yang
fungsinya adalah untuk menyatuakan dorongan-dorongan yang bertentangan dimana orang itu
dihadapkan, memenuhi kebutuhan orang dan rencana untuk pencapaian tujuan personal.
Kepribadian harus merefleksikan tidak hanya elemen perilaku bertahan dan berulang namun
juga harus merefleksikan apa yang unik dan asing. Kepribadian juga harus merefleksikan
keaktifan orang selama rentang hidupnya: Peristiwa individu dalam kehidupan orang dapat
dipahami hanya jika dihubungkan dengan masa lalu, sekarang dan masa depannya.
Terakhir, Murray sangat menekankan pentingnya menghubungkan proses psikologi dan
peristiwa dengan struktur dan keaktifan otak, walaupun kita belum tahu secara persis bagaimana
hal-hal ini berhubungan. Bagi Murray, fenomena yang menyusun kepribadian benar-benar
bergantung pada keaktifan sistem syaraf utama: sebagaimana yang dia katakan secara ringkas,
“ Tak ada otak, tak ada kepribadian” (Murray, 1951a, hal 267).
KOTAK 9.1 Henry Murray (1893-)
Henry A. Murray nampak maju untuk sebuah karir dalam penelitian biologi dan biokimia ketika
dia menghabiskan tiga minggu dengan Carl Jung yang secara literal mengubah hidupnya : Pintu
air terbesar dari dunia ajaib terbuka,’ dan saya melihat sesuatu yang filosofi saya belum pernah
memimpikannya. Dalam jangka satu bulan sejumlah masalah bertanduk dua terselesaikan dan
saya memutuskan untuk menyelam lebih dalam dalam psikologi. Saya mengalami bawah sadar,
sesuatu yang tidak dapat diambil dari buku” (Murray, 1940, hal 153).
Dilahirkan dan dibesarkan di New York City, Murray mengambil sarjananya di Harvard dan
kemudian studi di Columbia College of Phsycian and Surgeon. Setelah dia lulus pada tahun 1919
memimpin kelasnya, di amenghabiskan dua tahun dalam pemagangan pembedahan. Akhirnya
dia memutuskan mengakhiri karir di bidang pembedahan karena masalah penglihatannya yang
tak tertangani. Setelah meraih master dalam biologi dia melakukan penelitian embriologi di
Universitas Rock feller dan mengambil Ph.D dalam biokimia di Cambridge (inggris). Dia
bertemu Jung ketika liburan paskahnya pada tahun 1925 ketika berkunjung ke Zurich.
Segera setelah Murray pulang ke Amerika Serikat, dia ditawari assistanship oleh Morton Prince
yang baru saja merintis Klinik Psikologi Harvard. Walaupun kekurangan pelatihan formal yang
dimiliki Murray dalam psikologi, Murray segera diangkat sebagai direktur klinik tersebut dan
hingga pecahnya perang dunia kedua dia memimpin sebuah usaha teoritis da empiris yang kreatif.
Dalam usahanya untuk meneliti dan merumuskan sebuah teori tentang kepribadian manusia,
Murray mengumpulkan sekelompok mahasiswa mahir dan akademisi dari berbagai bidang. Erik
Erikson (Bab 3) adalah salah satu diantaranya yang berkontribusi pada Explorations in
Personality (1938), catatan parsial dari generatifitas era ini dan banyak tokoh penting dalam
bidang kepribadian – Robert R. Holt, Gardner Lindzey, Donald W. MacKinnon, Saul
Rosenzweig, R. Nevitt Sanford, M Brewster Smith, Silvan. S Tomkins dan Robert W. White,
diantara yang lainnya- adalah mahasiswa atau teman dekat Murray. Orang-orang ini bukan hanya
memberikan wawasan/pengetahuan mendalam yang dihasilkan dari usaha kerjasama mereka
namun juga semangat dan cinta akan eksplorasi dan berfikir kretaif. Mereka itu mungkin
kelompok terbesar ahli psiikologi kepribadian kontemporer yang berpengaruh yang
diasosiasikan dengan satu ahli teori manapun.
Dari tahun 1943 sampai 1946, sebagai letnan colonel di Pasukan Medis Angkatan Darat, Murray
membentuk dan mengarahkan sebuah layanan penilaian untuk Office of Strategic Service.
Organisasinya memiliki tugas berat untuk menyaring kandidat untuk misi rahasia dan berbahaya
dengan mengavaluasi stabilitas emosional, kapasitas untuk menahan stress, dan kemampuan
interpersonal. Pada tahun 1946 Murray dianugrahi Legiun of Merit untuk jasa-jasanya.
Saat kembali ke Harvar tahun 1947, Murray mengajar psikologi klinis di Departemen Hubungan
Sosial baru. Dalam waktu dua tahun dia telah membentuk Psychological Clinic Annex, dimana
ia melanjutkan bersama koleganya untuk melanjutkan penelitiannya tentang kepribadian.
Pada tahun 1961, setelah pengunduran dirinya yang resmi, Murray menerima penghargaan
Distinguished Science Contribution dari American Psychological Association, dan pada tahun
1969 APA memberikannya Medali Emas untuk kontribusi sepanjang hidupnya pada bidang
tersebut. Henry A. Murray Research Center for Study of Life didirikan pada tahun 1979 di
Radcliffe College.
Murray menikah selama 45 tahun dengan Josephine Rantoul, dan pasangan itu memiliki satu
anak Josephine Lee Murray yang mrupakan seorang dokter anak. Beberapa tahun setelah istri
pertamanya meninggal, Murray meikahi Caroline Fisher dan dia tinggal di Cambridge berjarak
dua blok saja dari William James Hall, dimana dia melanjutkan penelitiannya tentang hidup dan
karya Herman Melville.
ASPEK KEPRIBADIAN YANG BERTAHAN
Sejalan dengan pandangannya bahwa orang bekerja dalam wilayah dorongannya, Murray
melihat kepribadian ada dalam perubahan yang terus-menerus. Oleh sebabnya, seperti sebagaian
ahli teori yang dibahas pada Bagian 1 (misalnya Alfred Adler dan HarryStack Sullivan), Murray
secara khusus peduli pada aspek dinamis keaktifan kepribadian dan konsepnya akan “kebutuhan”
dan “tekanan”,” -seperti yang akan kita lihat segera- adalah yang paling penting dalam formulasi
teorinya.
Konsep-konsep ini, walaupun secara esensial dinamis, benar-benar memiliki stabilitas yang tinggi
sepanjang waktu.
Murray mungkin lebih cenderung dengan sebuah pandangan struktural akan kepribadian dalam
konsep id, ego, superego dan ego idealnya, yang telah dia pinjam dari teori psikoanalisis dan
yang banyak dia gunakan sebagaimana Freud. Kendatipun demikian, formulasinya sendiri akan
tingkah laku, program, rangkaian program, bagan-bagan, kemampuan dan prestasi unik pada
sistem pemikirannya dan kita akan mengeksplor fenomena terakhir ini kemudian.
UNIT PERILAKU : PROCEEDINGS ( TINGKAH LAKU) DAN SERIALS
Unit dasar perilaku adalah proceeding, yang interaksi dengan waktu terbatas antara satu orang
dengan seorang lain atau lebih atau antara satu orang dengan satu objek. Sebuah proceeding
adalah “satu bagian temporal” yang bertahan cukup panjang untuk sebuah “pola perilaku yang
signifikan secara dinamis” yang harus dilengkapi (Murray, 1951a hal. 269). Ada jumlah variasi
tertentu dalam lamanya proceeding. Misalnya, sebuah proceeding dapat selama sebuah
wawancara oleh majikan yang prospektif atau sesingkat menyapa seorang teman.
Proceeding ini tidak sekecil satu unit perilaku yang digunakan oleh peneliti lain terutama ahli
teroi pembelajaran. Ia mencakup keyakinan Murray bahwa perilaku seseorang harus
dipertimbangkan dalam konteksnya. Oleh sebabnya ia adalah unit terkecil yang mungkin dalam
frameworknya.
Serial adalah serangkaian proceeding dan karenanya sebuah unit perilaku yang lebih lama.
Karena “tidak ada satupun proceeding … dapat difahami tanpa merujuk pada sesuatu yang
menyebabkannya dan tanpa merujuk pada tujuan serta harapan pemain, rancangannya untuk
masa depan” (Murray, 1951a, hal 272), penting dan seringkali perlu untuk meneliti perilaku
sepanjang periode waktu yang lebih lama. Misalnya, untuk memahami makna utuh dari sebuah
wawancara kerja khusus, kita mungkin perlu untuk melihat serial keseluruhan karir seseorang
(lihat Gambar. 9.1).
ORDINASI, KEMAMPUAN DAN PRESTASI
Ordinasi adalah istilah milik Murray untuk proses mental yang lebih tinggi dimana seseorang
memilih dan mengoperasikan sebuah rencana tindakan yang memiliki keadaan akhir yang
diharapkan. Ordinasi memiliki dua komponen : program dan jadwal serial. Program serial adalah
susunan subtujuan yang teratur yang menjangkau masa depan dan dirancang untuk menuntun
kepada beberapa tujuan utama. Oleh karenanya, seseorang yang ingin menjadi presiden dari
sebuah perusahaan dapat memiliki subtujuan mendapatkan promosi/kenaikan jabatan, mengikuti
klub dan membeli sebuah rumah dimana dia dapat terhibur.
Orang menggunakan jadwal untuk mengatur tindakan yang mereka lakukan dalam memenuhi
kebutuhan mereka untuk menghindari konflik antara kebutuhan dan keinginan yang bertentangan.
yakni orang-orang merencanakan waktu mereka. Jika seseorang ingin, misalnya, bekerja lebih
lama karena sebuah ambisi untuk mencapai puncak namun juga ingin mengikuti konser karena
cinta yang mendalam terhadap musik, dia bisa memutuskan untuk membeli tiket untuk acaraacara
di akhir pekan atau bekerja selama akhir pekan saat sebuah konser yang bagus diadakan di
sebuah rabu malam.
Kemampuan dan prestasi seseorang bagi Murray merupakan bagian yang teramat penting dari
sebuah kepribadian. Penelitian Murray mempertimbangkan subjek dari segi area-area keaktifan
seperti kemampuan mekanik, kepemimpinan, prestasi intelektual dan perilaku seksual.
Kemampuan dan prestasi masing-masing mengindikasikan apa yang seseorang mampu lakukan
dan apa yang sebenanrnya dia lakukan dengan pengetahuan yang dia peroleh. Oleh karenanya,
mereka menjelaskan sifat kreatif seseorang dan proses pembuatan rencana.
Murray telah lama menjadi kritikus psikologi dalam memproyeksikan sebuah imej negatif
manusia. Bagi Murray, apa yang bisa seseorang lakukan dan apa yang dia lakukan sama
pentingnya dengan apa yang dia tidak bisa lakukan. Dalam hubungan ini, menarik untuk
memperhatikan kritik Murray pada eksplorasi Freud (1910) akan kepribadian Leonardo Da Vinci.
Murray (1968a) mengkritiknya karena benar-benar tidak mengindahkan aspek kreatif hidup dan
pekerjaan Da Vinci yang bahagia dan sehat.
Bekerja sebagai direktur perusahaan
diangkat sebagai wakil direktur
dipromosikan menjadi kepala bagian
Bekerja sebagai rekan kepala bagian di perusahaan baru
Mendapat wawancara kerja
Dipindahkan sebagai asisten kepala bagian
Berargumen dengan kepala bagian
Menerima penghargaan perusahaan karena merancang
program yang inovatif
Dipromosikan sebagai manajer
Bekerja sebagai asisten manajer depertemen
Lulus dari perguruan tinggi dengan keahlian di bidang
psikologi industri
Menulis thesis senior tentang penggunaan kelompok
diskusi pegawai dalam proses perencanaan
Proceedings
Serial : Karir Seseorang dalam Bisnis
DINAMIKA KEPRIBADIAN
Bagi Murray (1951a), hal yang paling penting untuk ditemukan tentang seseorang adalah
keseluruhan direksionalitas atau orientasi tujuan dari aktifitas seseorang apakah ia internal
seperti dalam pikiran atau eksternal seperti dalam perkataan dan tindakan fisik. Hal yang
berkaitan dengan tujuan ini telah menuntun Murray untuk mengembangkan sistem konstruk
motivasi yang dirancang dengan sangat hati-hati.
Walaupun tren dalam psikologi adalah dengan menggunakan jumlah konsep minimal dalam
menjelaskan motivasi (dalam system Adler, misalnya, mencari superioritas adalah satu-satunya
motif yang merangkul semuanya), Murray telah mengatakan dengan tegas bahwa kerumitan
motif manusia membuat kita mempertimbangkan sejumlah besar variabel. Usahanya untuk
memberikan definisi empiris dari variabel-variabel ini melampaui usaha-usaha lain dalam
wilayah motivasi.
Marilah kita mulai dengan mempertimbangkan pandangan Murray akan gagasan pengurangan
ketegangan dan kemudian menguji konsepnya tentang kebutuhan, tentu saja konsep motivasinya
yang paling berpengaruh dan satu-satunya yang merepresentasikan motivasi internal secara
esensial. Kemudian kita dapat mengeksplor konsep tekanan (press) milik Murray yang
merepresentasikan faktor lingkungan penentu akan perilaku sebagaimana beberapa konstruk
lainnya yang mengelaborasi kebutuhan, tekanan atau keduanya.
PENGURANGAN KETEGANGAN (TENSION)
Seperti Freud dan yang lainnya, Murray mengatakan bahwa secara umum ketika satu kebutuhan
muncul, kita berada dalam tekanan/ ketegangan dan memenuhi kebutuhan itu menurunkan
ketegangan kita. Secara bertahap, saat seorang anak berkembang dia belajar untuk berurusan
dengan objek dan melakukan tindakan yang di masa lalunya Nampak mengurangi ketegangan.
Bagi Murray, meski demikian, hal ini bukan akhir cerita. Pertama kali, orang sering berusaha
secara aktif untuk mengembangkan atau meningkatkan ketegangan untuk menambah
kesenangan yang diperoleh setelah pengurangan ketegangan (tension reduction). Misalnya,
kesenangan/kebahagiaan hubungan seksual ditingkatkan dengan stimulasi kasih sayang dan
erotis (pemanasan) sebelum tindakan seks itu sendiri. Pada kedua kalinya, dalam beberapa jenis
kebutuhan, seperti yang berhubungan dengan pertunjukkan atau kegiatan seni, kesenangan yang
menyertai kegiatan yang terlibat dalam memenuhi kebutuhan; oleh karenanya kebahagiaan
tidaklah mesti sebuah fungsi meningkatkan atau mengurangi ketegangan.
KEBUTUHAN : ISTILAH DARI SESEORANG
Menurut Murray, kebutuhan adalah sebuah konstruk yang menunjukkan “sebuah dorongan…
dalam wilayah otak” yang mengatur berbagai proses seperti persepsi, pikiran, dan tindakan
dengan maksud untuk mengubah kondisi yang ada dan tidak memuaskan. Sebuah kebutuhan
dapat diakibatkan oleh proses internal namun lebih dari sepuluh distimulasi oleh factor
lingkungan. Secara umum, sebuah kebutuhan disertai oleh perasaan tertentu atau emosi dan ia
memiliki sebuah cara khusus mengekspresikan dirinya dalam mencapai resolusi (Murray, 1938,
hal 123-125).
Ada enam kriteria untuk menyatakan keberadaan sebuah kebutuhan. Lima diantaranya adalah
observasi yang dapat dilakukan oleh seorang peneliti; yang keenamnya menuntut partisipasi
orang yang diteliti:
1. Hasil akhir dari perilaku orang
2. Pola khusus perilaku
3. Fakta bahwa orang menghadapai dan merespon sebuah kelas stimulus tertentu
4. Ekspresi orang akan sebuah emosi khusus
5. Ekspresi orang akan kepuasan atau ketidak puasan diakhir hasil
6. Laporan subjektif seseorang akan perasaan, kecenderungan dan tujuan-tujuan
11
Dengan menggunakan semua kriteria ini dan penelitian sebuah kelompok subjek kecil secara
intensif, Murray (1938) dan koleganya di Harvard menghasilkan sebuah daftar tentatif 20
kebutuhan yang nampak paling penting bagi mereka. Tabel 9.1 mengurut 8 dari kebutuhankebutuhan
ini, seperti halnya emosi-emosinya yang secara tipikal diasosiasikan dengannya serta
faktor-faktor lingkungan atau tekanan (lihat bagian berikutnya), yang mendorong atau
berkontribusi pada keberadaan mereka. Tabel ini juga memberikan contoh ítem questionaire
yang, saat dijawab oleh seseorang dengan secara positif menyatakan bahwa sebuah kebutuhan
adalah karakteristik dari orang tersebut.
Perhatikan semua kebutuhan yang diurut pada tabel 9.1 bersifat psychogenic (mental); yakni
mereka tidak berkaitan dengan proses organik spesifik apapun dan karenanya diasumsikan
berasal-usul psikologis. Pada kenyataannya, dengan pengecualian kebutuhan akan seks, yang
memiliki komponen fisiologi yang penting, seluruh 20 kebutuhan utama yang dibuat oleh
Murray dan kelompoknya sebagian besar bersifat psychogenic; yakni karena mereka fisiologis,
mereka bagian dari otak bukan bagian tubuh. Seperti yang Anda lihat konsepnya tentang
kebutuhan, Murray telah jauh meninggalkan pendekatan psikoanalisis klasik pada motivasi yang
memetakan semua motif yang secara alami berkaitan dengan insting “hidup’ dan “mati”.
Di antara 20 kebutuhan itu, 2 menjadi fokus akan sebuah muatan penelitian yang bagus.
Kebutuhan akan prestasi-telah diuji secara ekstensif oleh John Atkinson (misalnya, Atkinson,
1958; Atkinson dan Feather, 1966; Atkinson dan Raynor, 1974), David Mcclelland (misalnya,
McClelland, 1961; McClelland, Atkinson, Clark dan Lowell, 1953; McClelland dan Winter,
1969) dan lainnya, serta kebutuhan akan afiliasi/hubungan telah dieksplor oleh peneliti seperti
Atkinson dan Veroff (misalnya, Atkinson, Heyns dan Veroff, 1954; Shipley dan Veroff, 1952)
dan Schachter (1959). Di samping itu, motif kekuatan telah dieksplor oleh McClelland (1975)
dan Veroff (1957) dan variabel lain seperti kecemasan (Lindzey dan Newburg, 1954) dan agresi
(Lindzey dan Tejessy, 1956) juga diuji.
Menurut Murray, semua kebutuhan berinterelasi satu sama lain dalam cara yang beragam.
Kebutuhan tertentu menuntut pemuasan sebelum yang lainnya (Murray, 1951b; lihat juga
pembahasan hirarki kebutuhan Maslow, Bab 6); misalnya, saat seseorang dalam keadaan terluka
atau benar-benar kelaparan atau kehausan maka cara dia memenuhi kebutuhannya tidak akan
sama dengan ketika memenuhi kebutuhan bermain atau memahami.
12
Satu dengan yang lain bisa bertentangan. Misalnya, otonomi dapat bertentangan dengan afiliasi;
seseorang mungkin memiliki kebutuhan yang kuat untuk mandiri dan tanpa hubungan, namun ia
juga perlu berbagi pikiran dan pengalaman dengan orang lain. Atau seseorang mungkin
bergabung dengan yang lain yakni, satu rangkaian tindakan dapat memenuhi lebih dari satu
kebutuhan. Misalnya, agresi dapat bergabung dengan dominasi; seseorang dapat bekerja untuk
kantor politik dan melakukan kampanye permusuhan yang sangat “ menjatuhkan“ .
Di samping itu, satu kebutuhan dapat lebih rendah daripada yang lainnya; yakni ia hanya bekerja
untuk memfasilitasi yang lainnya. Misalnya, merendahkan (diri) dapat bekerja untuk melayani
afiliasi seperti ketika menjaga hubungan persahabatan, seorang wanita menyalahkan dirinya
sendiri untuk kesalahpahaman antara dirinya dan temannya. Murray menggarisbawahi bahwa
menapaki rantai subsidiasi bisa bermanfaat dalam memperlihatkan motif dasar seseorang.
TABEL 9.1 Beberapa Kebutuhan, Emosi dan Tekanan
KEBUTUHAN DEFINISI SINGKAT EMOSI YANG MENYERTAI TEKANAN YG BEBERAPA ITEM
QUESTIONAIRE
BERKONTRIBUSI UTK MENGUKUR
KEBUTUHAN
Perendahan Menerima secara Rasa malu, bersalah, Agresi, dominasi Saya lebih cenderung mengalah
(n Aba) pasif dorongan rendah diri. pada bagian lain daripada terus berkelahi. Saya
eksternal; mengakui merasa gugup dan cemas dgn
kerendahan diri, orang yang lebih unggul. Saat
kesalahan, kekalahan; sesuatu yang buruk terjadi, saya
menyalahkan diri cenderung menyalahkan diri
sendiri sendiri daripada org lain.
Prestasi Menyelesaikan sesuatu Hasrat, ambisi Sebuah tugas; lawan Saya membuat tujuan sulit untuk
(n Ach) yang sulit; menguasai; diri saya sendiri yg saya coba
menghadapi rintangan capai. Saya berusaha keras
dan meraih standar daripada bermimpi untuk masa
yang tinggi; menantang depan. Saya merasa selalu berko
dan mengungguli yang mpetisi di sebagian besar
yang lain. aktifitas saya.
Affiliasi Mendekati dan bekerja Kepercayaan, Posistif; Orang yang Saya suka berkumpul dengan
(n Aff) sama dengan orang lain; kasih sayang, rukun; sekelompok orang sefaham dan
meraih kasih sayang cinta, empati negatif : kurang teman ngobrol tentang apapun. Saya
13
dari seseorang yang menjadi sangat dekat dengan
disukai; menjadi teman teman-teman saya. Saya lebih
bagi seseorang suka bekerjasama dengan yang
lain daripada sendiri.
Agresi Menghadapi oposisi Kemarahan, Agresi; superioritas Saya menyukai
kompetisi fisik,
(n Agg) dengan kuat; bertarung kegusaran, penolakan; musuh; lebih keras lebih baik. Saat
membalas dendam luka; cemburu, orang lain yang seorang teman mengganggu,
menghukum, membunuh benci tidak disukai saya mengatakan apa yg
orang lain, merendahkan, saya fikirkan. Saya sering
mengutuk, atau mengumpat membiarkan diri saya ketika
marah. Saya lebih memilih cara
sendiri tanpa menghiraukan yg
lain.
Otonomi Membebaskan diri;bertahan Merasa terkendali; Positif; toleransi, Saya menjadi keras kepala dan
(n Auto) dari paksaan atau batasan; marah membuka ruang; bersikeras ketika org lain men
menghindari dominasi org negatif: pengekangan coba untuk memaksa saya; saya
lain; mandiri, tak terikat; fisik, dominasi. lebih memilih cara sendiri tanpa
menantang kebiasaan. menghiraukan saran org lain;
saya mencoba menghindari
situasi dimana saya diharuskan
untuk meyesuaikan diri dgn
standar.
Dominasi Mengendalikan Percaya diri Orang lain Saya suka mengatur aktifitas
(n Dom) lingkungan lebih rendah kelompok-tim, klub ataupun
seorang manusia; panitia. Saat saya berada dgn
Mempengaruhi seseorang, saya biasanya yang
orang lain dengan memutuskan. Saya suka dengan
saran,bujukan, atau perasaan berkuasa ketika saya
perintah; untuk dapat mengendalikan tindakan
membuat orang lain orang lain.
melakukan yg ia ingin,
mengakui seseorang itu
benar.
Asuhan Bersimpati;mendampingi Rasa kasihan, Pertolongan, Saya mengabaikan cara saya
14
(n Nur) melindungi, membuat Kaih sayang, Seseorang yang sendiri untuk menyamankan
nyaman seseorang kelembutan membutuhkan seseorang ketika mereka
yg tak berdaya bersedih. Saya merasa sangat
simpati pada orang yang „kalah“
dan menolongnya. Saya senang
menempatkankepentingan
orang lain di atas kepentingasaya
Pertolongan Membut kebutuhan Kecemasan Saya lebih memilih memiliki
(n Suc) seseorang tetpenuhi akan ketidak teman ketika saya mendapat
oleh seseorang yang simpati berdayaan; ketidak berita buruk. Saya cenderung
tetap dekat dgn pelindung; nyamanan;putus melihat opini orang lain. Saya
dirawat, diberi saran, asa menganggap diri saya tidak dicin
dimaafkan dihibur. tai atau diabaikan.
TEKANAN : ISTILAH LINGKUNGAN
konsep Murray tentang tekanan merepresentasikan faktor lingkungan penentu perilaku. Sebuah
tekanan adalah atribut atau properti orang lain dari sebuah objek atau sebuah kondisi lingkungan
yang membantu atau menahan kemajuan seseorang kepada satu tujuan tertentu;
TABEL 9.2 Beberapa Tekanan Masa Kanak-kanak
KETIADAAN DUKUNGAN KELUARGA DOMINASI, PAKSAAN LARANGAN
Perpecahan Keluarga Disiplin
Disiplin yg tak konsisten Pelatihan Agama
Perceraian orang tua DOMINASI-ASUHAN
Ketiadaan ayah atau ibu Idealisme ego orang tua; ibu, ayah
Orang tua yang inferior : ibu, ayah Orang tua yang terlalu khawatir: ibu, ayah
Kemiskinan ASUHAN, MANJAAN, TUNTUTAN KELEMBUTAN
BAHAYA ATAU MALAPETAKA KESEGANAN, PUJIAN, PENGAKUAN.
Tak adanya dukungan fisik, ketinggian, Kesepian, AFILIASI, PERSAHABATAN
kegelapan, Kecelakaan SEKS
KEKURANGAN ATAU KEHILANGAN Bujukan : Homoseksual, heteroseksual
Makanan Persetubuhan orang tua
Harta benda PENIPUAN ATAU PENGKHIANATAN
Teman PENYAKIT BERKEPANJANGAN ATAU SERING
15
Variasi Gugup, pernafasan, jantung, alat pencernaan
PENAHANAN OBJEK OLEH ORANG TUA INFERIORITAS
PENOLAKAN ORANG TUA,KETIDAK PEDULIAN, Fisik
CEMOOHAN Sosial
SAINGAN Intelektual
Saudara kandung
Orang lain
AGRESI
Penganiayaan oleh saudara lebih tua: laki-laki perempuan
Penganiayaan oleh Orang lain
“Tekanan sebuah objek adalah apa yang bisa ia lakukan pada subjek atau ubtuk subjekkekuatan
yang ia miliki untuk mempengaruhi kebahagiaan subjek dengan satu cara atau
lebih“ (Murray, 1938, hal 121). Daftar yang disingkat dari satu kategori tertentu dari tekananpada
masa kanak-kanak- terlihat pada Tabel 9.2.
Hal yang penting untuk membedakan dua aspek tekanan : satu tekanan alpha adalah kualitas
lingkungan seperti nampak dalam kenyataan (pada tingkat yang kita dapat menentukannya); satu
tekanan beta adalah kualitas lingkungan seperti yang dipersepsikan oleh seseorang. Misalnya,
katakanlah sebuah pasangan pulang ke rumah di akhir sebuah hari dan saat suami mulai
mengatakan kepada istrinya tentang pertemuan yang benar-benar menegangkan, dia memikirkan
bahwa istrinya tidak memperhatikan dan memutuskan bahwa dia tidak mendukung akan
masalahnya: tekanan beta suami tidak mendukung. Istrinya sebenarnya telah mendengarkan
hanya setengahnya namun bukan karena dia tidak peduli dengan suaminya dan kebahagiaanya;
dia telah disibukkan dengan pengumuman di hari itu oleh direktur perusahaannya bahwa dia dan
eksekutif senior lainnya harus dipotong gaji. Pasangan itu telah bergantung pada penghasilan
gabungan untuk membuat sang suami dapat membuka usahanya sendiri; sang istri takut untuk
memberitahukan kabar buruknya kepada suami. Oleh karenanya, kita dapat menyebut tekanan
alpha di sini sebagai salah satu inatensi temporal (sikap ketidakperhatian sementara).
Perilaku orang sangat berkorelasi dengan persepsi mereka akan lingkungan atau dengan tekanan
beta. Dimana kesenjangan yang luas ada diantara fenomena lingkungan yang dapat diamati
16
dengan objektif dan fenomena dimana seseorang cenderung reaktif, kita sering menyimpulkan
beberapa tingkat gangguan psikologis.
INTERAKSI KEBUTUHAN DAN TEKANAN : TEMA
Untuk merepresentasikan dinamika sebuah unit perilaku, Murray mengajukan tema , yang
berkaitan dengan interaksi antara kebutuhan dan tekanan. Dalam beberapa hal, tema adalah
sebuah aspek proceeding; yang terakhir mendefinisikan sebuah interaksi orang-orang atau orangobjek
yang dapat diamati dan dengan waktu yang terbatas; yang pertama menjelaskan motifmotif
yang bekerja dalam interaksi itu.
Karena beberapa proceeding dapat membentuk sebuah serial maka sejumlah tema dapat
dikombinasikan untuk membentuk tema serial. Katakanlah misalnya bahwa seorang antropolog
mempresentasikan penelitian terkininya pada sekelompok koleganya. Dia tidak hanya berharap
mengesankan koleganya namun juga mengungguli mereka dalam pengetahuan bidang tersebut.
Dia merasa bahwa mereka kritis terhadap metodenya dan ragu akan hasilnya; dia
mempertahankan metodologiny dan menyembunyikan prosedur yang dia rasa tidak tepat. Di sini
kita memiliki tema yang berisi sebuah tekanan alpha dari respon teman sebaya; sebuah tekanan
beta dari kritik teman sebaya dan skeptisisme; serta kebutuhan prestasi, dominasi dan pertahanan.
Kita melihat sebuah tema yang serupa ketika membahas sebuah pameran di galeri baru dengan
teman, sang antropolog mengevaluasi karya seniman, menapaki inspirasinya pada seni Toltec
yang dia anggap sebagai keahliannya. Seorang yang lain bertentangan dengannya dan sang
antropolog mempertahankan pandangannya dengan menambahkan detail yang dia sama sekali
tidak yakin. Dua tema ini dapat ditambahkan pada yang lainnya untuka membentuk sebuah tema
serial yang akan memusatkan tingkat kompetitif yang tinggi dari orang ini, ketidakyakinannya
akan kompetensinya dan pertahanannya ketika dia merasa ditantang.
Berkaitan dengan gagasan tema dan konsep kebutuhan utama Murray menyebut need integrate
(kebutuhan utuh)- sebuah kebutuhan untuk jenis interaksi tertentu dengan jenis orang atau objek
tertentu. Seringkali terjadi bahwa seseorang mengasosiasikan objek tertentu dengan kebutuhan
tertentu. Satu contoh dari need integrate yaitu cinta pada musik klasik berhadapan dengan
17
misalnya rock, country atau jenis musik lain. Kita akan menghadapi need integrate dalam cara
yang lain nanti.
DIREKSIONALITAS PERILAKU : VEKTOR DAN NILAI
Vektor Murray –value scheme/skema nilai adalah usahanya untuk merepresentasikan maksud
akhir perilaku dalam system teoritisnya. Dalam mengusahakan skema ini Murray memperhatikan
bahwa dia sangat terpengaruh oleh gagasan Erik Erikson (Bab3), dan Kurt Lewin (Bab 8).
Menurut Murray, segala sesuatu yang orang lakukan, mereka lakukan untuk memenuhi
kebutuhan yang diinginkan dan keadaan akhir (yang diinginkan atau diperoleh atau dihindari).
Oleh karenanya, dalam mencari rangkaian tindakan manapun, orang itu memiliki tujuan yang
dinilai dalam pikirannya.
Salah satu kelemahan konsepsi asli kebutuhannya, Murray mengaku (1951a) bahwa informasi
tentang kebutuhandan tekanan spesifik pada dasarnya tidak memuat informasi tentang tujuan
yang dinilai seseorang. Jadi, mengetahui kebutuhan seseorang serta tekanannya tidak
memberitahukan kita tentang apa yang seseorang hendak lakukan. Misalnya, seseorang mungkin
memiliki sebuah kebutuhan akan pemahaman, namun konsep apa yang dimiliki orang tersebut
terhadap tujuan akhirnya dan apa yang dia akan lakukan untuk mencapainya? Apakah orang
tersebut membaca koran, majalah berita, dan sejenisnya sehingga dia benar-benar faham secara
politik? Apakah dia bergabung dengan gereja dengan tujuan untuk memperoleh pemahaman
spiritual? dan seterusnya.
Untuk merepresentasikan hubungan antara tendensi tindakan atau vektor berdasarkan kebutuhan
tertentu dan keadaan akhir yang diinginkan atau nilai akhir dari tendensi tindakan itu, Murray
(1951a) telah mengajukan sebuah sistem yang telah kita gambarkan dalam Gambar 9.2: masingmasing
kotak dalam matriks itu merepresentasikan satu perilaku yang menunjukkan sebuah
kecenderungan tindakan tertentu dalam memenuhi tujuan tertentu. Baris E dan Kolom 6 pada
gambar itu diisi untuk menunjukkan, pertama, bagaimana tujuan tertentu seseorang atau nilai
pengetahuan dipenuhi oleh berbagai tendensi tindakan dan kedua, bagaimana seseorang
menggunakan satu tendensi tindakan atau vector dalam memenuhi setiap nilai yang ditunjukkan.
18
Murray menyatakan bahwa memungkinkan untuk menggunakan skema ini untuk
merepresentasikan tidak hanya tindakan satu subjek namun juga interaksi subjek-subjek atau
subjek objek spesifik. Misalnya, seseorang (s) mungkin mengekspresikan (6) teorinya (E) bahwa
suku bunga itnggi diinginkan pada seorang teman (0) yang menolak(1) teori itu (E); interaksi ini
dapat direpresentasikan sebagai sE6-oE1.
Murray memperhatikan bahwa system nilai vektor tidak lengkap. Misalnya, daftar tujuh nilai
hanya tentative dan perlu ditambah. Serta untuk menjelaskan sebuah interaksi subjek-subjek
secara penuh, variabel tambahan (misalnya, status setiap orang, perilaku peran, investasi emosi
dalam ide yang sedang didiskusikan) perlu direpresentasikan.
KUNCI PADA KEUNIKAN : KESATUAN TEMA
Sebuah kesatuan tema seseorang adalah “kunci pada sifat uniknya” (Murray, 1938). Biasanya ini
adalah gabungan bawah sadar kebutuhan kuat yang saling berhubungan yang dihubungkan
untuk menekan seseorang yang dihadapkan pada satu atau lebih kejadian di masa kanak-kanak
awal. Kebutuhan-kebutuhan itu mungkin kebutuhan yang bertentangan; pengalaman terdahulu
mungkin saja berupa kebahagiaan atau trauma. apapun sifat tema itu, ia mengulang-ulang dirinya
secara sering selama kehidupan berikutnya.
Pikirkn misalnya, seorang pemuda, yang diteliti oleh Murray (1938) dan koleganya, yang dinilai
memiliki kesatuan tema deprivasi (kehilangan) yang menuntun kepada pencarían agresif untuk
pemenuhannya. Ibu dari pemuda ini adalah orang yang cacat dan telah meninggal ketika dia
masih muda. Pemuda ini takut dan benci pada ayahnya yang merupakan ayah yang buruk dan tak
menunjukkan sedikitpun kasih sayang kepada sang pemuda dan melarangnya untuk bersekolah.
Pemuda itu bertekad untuk meraih sarjana dan menjadi seorang insinyur. Penelitian hidupnya
dengan berbagai metode termasuk Thematic Apperception Test atau TAT (lihat Kotak 9.2), yang
menyatakan perasaan bawah sadar kehilangan dan dukungan yang teramat sangat)dan
kebutuhan yang kuat untuk mencapai apa yang telah diabaikan darinya.
KOTAK 9.2 Memahami Kepribadian Melalui Fantasi : TAT
TAT (Thematic Apperception Test) dikembangkan oleh Christiana Morgan dan Henry Murray
berdasarkan fakta yang disadari betul, bahwa seseorang menginterpretasikan situasi sosial yang
19
ambigu yang cenderung dia menunjukkan kepribadiannya sebanyak fenomena yang ia alami”
(Murray, 1938 hal 531). Morgan dan Murray yang sama-sama memakai pengetahuan sastra dan
kritik sastra juga menyadari bahwa melalui karya pengarang kita mendapatkan perasaannya
sebagai orang.
Berdasarkan asumsi bahwa cerita yang seseorang sampaikan akan sama-sama merefleksikan
pandangan dan karakteristik pencerita itu sendiri dan narasi seperti itu dapat mengungkapkan
sifat kepribadian atau tren secara umum Murray dan Morgan (19350 menggunakan TAT sebagai
satu kelompok gambar ambigu yang dirancang untuk menstimulasi imajinasi penonton dan
memberikan area khusus kepentingan motivasi dan konflik yang potensial.
TAT berisi 30 gambar dan satu kartu kosong. Dari 31 kartu, 11 (termasuk yang kosong)
digunakan dengan subjek laki-laki dan perempuan dan semua usia. 20 kartu yang tersisa
dirancang dengan tepat untuk laki-laki atau perempuan dan dewasa atau anak-anak dalam
kombinasi yang bervariasi, dengan hasil bahwa dalam penggunaan bagaimanapun, total 20 kartu
ditunjukkan pada stu subjek. Berikut ini adalah deskripsi dari tiga gambar :
- Seorang anak laki-laki merenungkan biola yang ada di atas meja di depannya.
- Potret seorang wanita muda. Seorang wanita tua aneh dengan syal di kepalanya
menyeringai di belakang.
- Siluet seorang laki-laki (atau perempuan) menghadapi jendela yang terang. Seluruh
gambar lainnya hitam. (Holt, 1951 hal 202-203).
Dalam penggunaan asli TAT, satu subjek diberikan instruksi seperti ini :
Ini adalah tes imajinasi kreatif Anda. Saya akan menunjukkan kepada Anda sebuah gambar dan
saya ingin Anda membuat sebuah plot cerita yang bisa digunakan sebagai ilustrasi. Apa
hubungan individu dalam gambar ini? Apa yang terjadi pada mereka? Apa perasaan dan fikiran
mereka saat ini? Apa yang akan terjadi? Lakukan yang terbaik. Karena saya meminta Anda
untuk menuruti imajinasi Anda Anda dapat mengarang cerita Anda sepanjang dan sedetail yang
Anda inginkan. (Murray, 1938 hal 532)
Penguji kemudian memberikan subjek dengan masing-masing dari 20 kartu satu demi satu,
dengan menulis semua yang subjek katakan.
20
Menurut Morgan dan Murray, “setiap subjek hampir semuanya cepat memproyeksikan
lingkungannya, pengalamannya atau keasyikan pada objek yang evokatif” (Murray, 1938, hal
533). Misalnya mahasiswa teknik 24 tahun dari negara bagian barat tengah membenci ladang
dimana dia dibesarkan dan ketika masih kecil merasa bahwa ayahnya yang penyiksa “selalu
mencoba menentang ambisi saya… dan mengekang saya di ladang” (Murray, 1938, hal 673).
Subjek ini merespon kartu ketiga dari kartu TAT yang kami jelaskan sebagai berikut :
Pemuda ini mungkin pekerja ladang… Dia menceritakan tentang dirinya seolah-olah itu bukan
tempatnya. Dia ingin pergi dan menjalankan hidup yang dia rasa harus jalani.. Dia menemukan
jalan untuk maju. (Murray, 1938, hal 676)
Walaupun tidak ada sesuatu dalam kartu yang menyatakan ladang atau pekerja ladang, subjek
cukup jelas mengidentifikasi dirinya dengan tokoh dalam gambar.
Mahasiswa teknik kita dapat diamati bahwa dia tidak hanya mengidentifikasi dirinya dengan
gambar TATA namun juga memproyeksikan dirinya padanya. TAT di anggap sebuah tes
proyektif: ia didasarkan pada asumsi bahwa, dengan stimulus samar-samar yang dapat
diinterpretasikan dengan berbagai cara,seseorang akan memproyeksikan kebutuhannya,
keinginannya dan fantasinya serta kepedulianya sendiri-seringkali berada di bawah tingkat
kesadaran- pada stimulus ini. Misalnya, mahasiswa itu mengatakan, dalam wawancara, bahwa
kadang-kadang dia membenci ayahnya namun menambahkan karena ayahnya cacat, “Saya sudah
menghilangkan perasaan takut yang dulu dan sekarang hanya merasa simpati dan kasihan
kepadanya” (Murray, 1938, hal 633). Dalam sejumlah cerita subjek TAT nya bagaimanapun juga
seorang laki-laki tua dihukum, dieksploitasi dan dalam satu cerita subjeknya benar-benar tidak
sadar “akan fantasi pembunuhan ayah jelas” (Murray, 1938)
“ Sang Pemuda adalah pegawai sebuah bank yang telah berjudi – dan dia sekarang berhutang
pada laki-laki tua. Si laki-laki tua menyruhnya untuk berbuat curang di banknya. Si pemuda
menolak bukan karena nuraninya namun karena dia akan menjebak dirinya. Sang pemuda
cerdas dan akan menemukan cara… untuk keluar dari kekuatan sang laki-laki tua. Caranya
akan sedikit drastis. Dia dapat mengajak si laki-laki ke tempat yang gelap dan mencekiknya
kemudian melemparnya ke jurang.
21
Walaupun TAT terus digunakan secara luas baik sebagai perangkat diagnosa klinik dan sebagai
satu instrumen dalam penelitian kepribadian, beberapa peneliti telah mempertanyakan apakah ia
menyediakan materi bawah sadar atau mengungkapkan sifat kepribadian yang bertahan
sebagaimana yang Murray dan Morgan kemukakan. Holmes (1968), misalnya, menemukan
bahwa subjek menyadari sifat yang mereka proyeksikan. Holmes (1974) juga menunjukkan
bahwa subjek dapat memalsukan kepemilikan sifat tertentu ketika diminta untuk melakukannya
dan sesuai permintaan dapat menghalangi proyeksi yang mengungkapkan kepribadian mereka.
McClelland dan kawan-kawan (1953) tidak menemukan subjek berhasil dalam memalsukan
perolehan kebutuhan.
Literatur penelitian dan klinik yang penting menyatakan bahwa sikap dan karakter yang
diungkapkan oleh subjek dalam cerita TAT mereka secara signifikan ditegaskan oleh perangkat
penilaian kepribadian lainnya. Nampaknya bahwa apakah yang diungkapkan subjek aksesibel
atau tidak pada kesadaran seringkali, adalah seringkali materi yang mereka sulit diskusikan
secara langsung dan secara terbuka. Dengan mengatribusi kebutuhan penting dan emosi pada
karakter fiksional, orang bukan hanya mampu untuk mengungkapkan hal-hal yang rawan untuk
diungkapkan namun-waktu demi waktu- juga menilai hal-hal tersebuat secara lebih objektif dan
lebih bisa menghadapinya.
REGNANSI: DASAR PSIKOLOGIS UNTUK PERILAKU
Murray telah secara konsisten menekankan pentingnya untuk selalu mengingat hubungan antara
kepribadian dan variabel hipotetisyang membentuk dasar fisiologis dari semua fenomena
psikologi. Dia menjuluki variabel-variabel ini proses regnant (dari bahasa latin regnare,
“menguasai” atau “memerintah”), dengan menulis bahwa penemuan “sifat proses ini dan cara
yang tepat untuk mengkonseptualisasikannya tidak dapat diharapkan dalam waktu yang singkat”
(1938, hal 47).
Murray (1938) juga menyadari pentingnya proses bawah sadar. Dengan mengutip beberapa
kejadian dan perilaku yang mendukung gagasan seperti itu (misalnya, menemui seseorang di
jalan dan tiba-tiba berfikir bahwa orang itu cemas tanpa mampu menjelaskan fenomena yang
menjelaskan kesan ini; menjadi supir yang baik dan tidak sadar dengan banyak kecenderungan
dan gerakan motorik yang terlibat dalam aktifitas itu), dia menyatakan bahwa “semua proses
22
bawah sadar itu regnant namun tidak semua proses regnant itu disadari” (Murray, 1938, hal 52).
Yakni, setiap kejadian psikologis atau proses yang kita sadari memiliki satu proses fisiologi
bandingan namun tidak semua proses fisiologis direpresentasikan dalam kesadaran.
Seperti Freud dan Jung, Murray mengenali tingkatan berbeda dari alam bawah sadar. Beberapa
hal, katanya dapat mudah disadari namun yang lain secara aktif bertahan. Oleh sebabnya, dia
menerima konsep Freud akan represi dan resistensi (lihat Bab 2).
PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN
Menurut Murray, “sejarah kepribadian adalah kepribadian tersebuat” (1938, hal 604); meneliti
orang saat mereka berkembang sepanjang waktu penting untuk memahami mereka. Kombinasi
proceedings, serials, kemampuan, kebutuhan, tekanan, tema, proses regnant, vektor dan nilai
dapat diaplikasikan untuk memahami seseorang dalam titik waktu tertentu, namun representasi
seperti itu tidaklah cukup. Karena bagian-bagiannya hanya dapat difahami dengan merujuk
kepada keseluruhan, studi longitudinal akan seseorang begitu penting.
Kita akan mulai dengan memikirkan konsepsi Murray tentang perkembangan berdasarkan
konsep Jung dan Freud. Lalu kita akan melihat gagasan Murray tentang bagaimana
perkembangan dan pembelajaran terjadi, termasuk pengaruh penting dari faktor penentu
pengalaman dan kedewasaan genetis. Terakhir, kita akan memaparkan konsepsinya tentang
bagaimana seseorang bersosialisasi atau beradaptasi dengan lingkungannya.
COMPLEX MASA KANAK-KANAK
Murray tidak menerima konsep Freud dan secara khusus interpretasi seksual akan kebahagiaan
sensasi anak yang diasosiasikan dengan wilayah tubuh tertentu. Dia menemukan bukti bahwa
anak-anak bersenag-senang dengan fungsi tubuh dan aktifitas tertentu- seperti menyedot, buang
air besar, manipulasi alat kelamin- dan beberapa anak terlalu tertekan dengan rasa frustasi dalam
aktifitas-aktifitas yang tak terhindarkan seperti penyapihan, toilet training dan prosedur
sosialisasi lainnya. Anak-anak mungkin mendapat perasaan yang mendalam dari sisi aktifitas
tertentu, kata Murray, dan fiksasi ini dapat mempengaruhi perkembangan mereka selanjutnya.
23
Konsep Murray akan perkembangan ini dirancang untuk merepresentasikan pengaruh reaksi
anak pada kejadia-kejadian dini sehingga dapat dihubungkan dengan perkembangan spesifik
pada kehidupan seseorang serta perilakunya.
Anda akan ingat bahwa need integrate adalah sebuah kebutuhan terhadap jenis interaksi tertentu
dengan objek tertentu. Ketika kebutuhan semacam itu melibatkan satu dari kejadian terdahulu
atau tekanan masa kanak-kanak dan mempengaruhi rangkaian perkembangan lanjutan maka ia
dinamakan complex.
Mengikuti Freud dan para psikoanalisis, Muray (1938)menyatakan beberapa kondisi atau
aktifitas terdahulu – yang masing-masingnya akhirnya berakhir, tertekan atau dibatasi oleh
dorongan eksternal- dimana complex itu berkembang :
1. Keberadaan dalam rahim yang bergantung dan aman (diakhiri dengan pengalaman
kelahiran yang menyakitkan).
2. Kesenangan sensasi meyedot makanan dari susu ibu atau botol sementara ia bersandar di
lengannya dengan aman (diakhiri dengan penyapihan).
3. Kesenangan bebas dari sensasi buang air besar (dibatasi dengan toilet training).
4. Sensasi rangsangan yang muncul dari manipulasi alat kelamin (dilarang dengan ancaman
atau hukuman).
Mungkin, semua orang memiliki perkembangan dengan kekerasan yang beragam; bukan hanya
dalam kasus ektrim bahwa perkembangan itu dianggap tidak normal. Bagaimana keberadaan
perkembangan ini dapat dipastikan? Murray menunjukkan bahwa karena mereka berkembang
sebagian besarnya ketika sang anak belum memiliki kemampuan komunikasi (bahasa),
keberadaan mereka harus disimpulkan dengan mengamati anak itu dan mengeksplor ide-ide ini
dengan orang dewasa yang harus merekonstruksi apa yang terjadi sebelumnya.
PROSES PEMBELAJARAN DAN PERKEMBANGAN
Bagi Murray, kepribadian adalah hasil akumulasi dari interaksi antara proses kedewasaan
genetis dan faktor pengalaman. Ia dapat bermanfaat pada poin ini untuk menekankan kembali
kebersikerasan Murray pada dua hal : (1) Kepribadian dihubungkan pada dtruktur otak dan
fungsinya serta (2) semua perilaku adalah sebuah proses interaktif antara orang dan lingkungan.
24
Faktor penentu keprobadian kedewasaan genetis sangat mendasar dalam hal bahwa mereka
bersifat bawaan-dikodekan dalam sel DNA (deoxyribonucleic acid). Faktor pengalaman,
lingkungan sangat mempengaruhi cara hasil faktor penentu kedewasaan genetis diungkapkan.
FAKTOR PENENTU KEDEWASAAN-GENETIS
Murray sangat peduli dengan evolusi dan perubahan, namun tidak melihat perkembangan terjadi
dalam tahap yang dapat ditentukan. Baginya, program genetik “secara kasar dapat dibagi ke
dalam tiga yang suksesif namun masa yang overlapping“ (Murray, 1908b, hal 8) yang
ditentukan oleh yang Murray sebut dengan proses psikometabolik. Murray memilih model
metabolik karena ia memungkinkannya untuk menekankan proses daripada struktur dan untuk
merepresentasikan ide kemajuan, konstruksi dan kreatifitas. Dia menyatakan bahwa dalam masa
kehidupan awal (secara kasar, masa kanak-kanak melalui masa dewasa awal), proses anabolik
atau membangun bersifat dominan. Orang tersebut mempelajari hal yang baru; struktur baru dan
fungsi dalam otak mungkin ada. Pada masa kedua (masa dewasa atau tahun pertengahan) proses
anabolik dan katabolik (membongkar) kurang lebih menyeimbangkan satu sama lain dan
penekanan utama adalah pada pemeliharaan dan penguatan apa yang telah seseorang pelajari
melalui repetisi (pengulangan), pengingatan dan seterusnya. Pada masa ketiga dan masa akhir
(masa tua atau udzur), proses katabolik menjadi dominan; orang tersebut mempelajari lebih
sedikit hal yang baru dan ingatannya menjadi kurang reliabel. Mungkin, struktur dan fungsi yang
ada mulai merosot. Misalnya, telah terlihat bahwa,orang tua tidak mempelajari hal baru secepat
orang yang muda; mereka cenderung memiliki kekurangan dalam jenis memori tertentu
(khususnya “ingatan jangka pendek“, atau ingatan untuk kejadian terkini).
Murray berhipotesis bahwa program genetik menentukan usia awal dimana beragam disposisi
dan sikap akan muncul dan mampu berkembang, dalam kondisi tertentu yang baik. Yakni pada
titik tertentu, program itu mengatakan, „Sekarang adalah waktunya untuk merangkak“ pada yang
lain , „sekarang saatnya permulaan pubertas“ (Murray, 1968b, hal 8).
25
Murray juga menyatakan bahwa program genetik menentukan “batasan mutu pada sejumlah
kemampuan khusus (misalnya atletik, musik, matematis, dan puisi) dapat disempurnakan dalam
lingkungan yang mendukung“ (hal, 8).
Faktor genetik juga bertanggung jawab terhadap keberadaan penyenang dan penekan dalam otak,
atau pusat kesenangan dan kesedihan. Ini adalah proses menemukan apa yang menghasilkan
kebahagiaan dan apa yang menciptakan tekanan yang meliputi pembelajaran.
FAKTOR PENENTU PENGALAMAN
transaksional) cenderung membentuk sumber-sumber penyenang dan penekan dan oleh
sebabnya mempengaruhi perkembangan dan pembelajaran seseorang.
Sesuai dengan penekanannya pada perubahan, Murray menunjukkan bahwa banyak masalah
dalam kehidupan yang tidak harus dipelajari sebanyak yang harus dipelajari. Pembelajaran yang
baru sering menuntut rekonstruksi, jika bukan destruksi dari pembelajaran Proses pengalaman
terdiri dari sebuah suksesi dan pengulangan (1) kejadian yang terjadi pada lingkungan seseorang;
(2)ekspresi seseorang akan disposisi yang diprogramkan (“ledakan instingtif“), yang dipicu oleh
kejadian lingkungan tertentu; dan (3) usaha seseorang untuk melakukan sesuatu, begitu pula
pengaruh positif dan negatif akan tindakan seseorang seperti penghargaan atau hukuman.
Fenomena yang mendahului berinteraksi dengan potensi yang digunakan secara genetis untuk
menentukan apa yang dia akan pelajari.Lebih dari itu ”apa yang seseorang pelajari pada satu
kejadian akan menentukan atau mengubah kinerjanya pada kejadian selanjutnya dengan kelas
yang sama“ (Murray, 1968b, hal 9).
Ada jumlah tak terbatas dari sesuatu yang menyenangkan dan menekan, yang merefleksikan
faktor dalam lingkungan. Pada masa kanak-kanak awal, ketika kapasitas untuk memulai perilaku
cukup terbatas, faktor penyenang dan penekan cenderung melibatkan kenyamanan dengan
keberadaan ibu dan tekanan yang diakibatkan oleh ketiadaannya. Saat anak itu tumbuh,
egosentris ingin dan membayangkan (faktor penentu utama) dan kesan apakah dia mempelajari
kemampuan baru dan menjadi lebih kompeten dan mandiri (determinan prestasi) menjadi
semakin penting. Dan interaksi individu dengan orang lain (determinan kuno. Murray
26
menekankan disposisi manusia yang ”memenuhi potensi diri, mencari hal yang baru,ambisius,
bertekad kuat, imaginatif dan kreatif‘ dan secara khusus menolak konsep kebiasaan sebagai
kepentingan utama dalam perkembangan kepribadian (1968b, hal 12). orang mulai bosan dan
mencari usaha yang baru, katanya;mereka beragam dalam kepercayaan, kode, sikap, sentimen
politis dan selera; mereka mencoba untuk menyelesaikan sesuatu yang baru, luar biasa, sulit dan
berbahaya; mereka diubah oleh pidah agama; mereka menemukan bahwa pembentukan beberapa
budaya- seperti sebuah tulisan yang asli- dapat sangat menyenangkan. Tidak ada satupun dari
hal-hal ini, kata Murray, akan terjadi jika orang-orang hanya makhluk dengan satu kebiasaan.
orang akan ”mandek dengan ketidakmampuan yang dipelajari dan sedikit pengalaman
mengasyikkan dari cinta masa kanak-kanak“ (hal 12). Murray menguatkan ”kebenaran
esensial“ Freud- bahwa pengalaman masa kanak-kanak awal memiliki pengaruh yang bertahannamun
menuntut dilengkapi dengan ”tidak belajar.... eksperimentasi, keberanian, ketahanan dan
kekonstruktifan“ (Murray, 1968b, hal 12).
PROSES SOSIALISASI
Murray menyerupai ahli teori yang berorientasi sosial (bab 5) dan Kurt Lewin (bab 8) dalam
menggunakan peran utama dalam perkembangan pada faktor lingkungan dan secara spesifik
pada setting sosial dan interpresonal dimana perkembangan itu berlangsung. Elemen utama teori
Murray-proceeding, kebutuhan dan tekanan, tema- secara eksplisit menuntut pendekatan
interaksionis pada perilaku manusia.
Bagi Murray, kepribadian manusia adalah kompromi antara hasrat sesoirang dengan tuntutan dan
kepentingan yang lainnya. Tuntutan dan kepentingan ini direpresentasikan secara kolektif oleh
institusi dan pola masyarakat. Proses dimana kebutuhan seseorang itu dikompromikan oleh
tuntutan masyarakat dinamakan proses sosialisasi. Hampir tak dapat dihindari, konflik antara
orang dan masyarakat diselesaikan oleh penyesuaian seseorang pada kelompknya dalam
beberapa hal. Secara umum, hukum masyarakat dapat berubah hanya jika banyak orang bersamasama
memutuskan untuk merubahnya; individu sendiri jrang dapat mengubah pola budaya.
Untuk menjadikan seseorang bersosialisasi dengan tepat, dia harus mengembangkan superego
yang cukup. Oleh sebabnya orang tua, sebagai figur penting yang paling berkuasa dan sumber
komponen superego adalah agen utama dalam proses sosialisasi. Keefektifan mereka dalam
27
menghargai perilaku yang dapat diterima dan menghukum perilaku yang taj dapat diterima akan
menentukan keberhasilan proses ini. Secara umum, hubungan kasih sayang yang saling
menguntungkan antara orang tua dan anaknya adalah fasilitator yang terbaik; hanya kesetujuan
atau ketidak setujuan dapat cukup mengendalikan perilaku anak.
Sosialisasi dapat dilakukan berlebihan, kata Murray. Seseorang-bahkan seluruh masyarakatdapat
dilemahkan oleh proses sosialisasi yang mengingkari sifat biologis dasar manusia dan
karenanya merusak spontanitas kreatif dan sifat dasar kegiatan pada jenis kemajuan manusia
yang paling penting.
METODE DAN PENDEKATAN PENELITIAN
Penelitian Murray telah disifati dengan originalitas pendekatan dan metodologinya. Dia dan
koleganya di Harvard menggunakan sejumlah instrumen inventif untuk mengukur kepribadian
dan melakukan penelitian yang baru dan inovatif pada tahun 1930 an dan 1940 an. Kita
pertama-tama akan melihat beberapa kualitas khusus pendekatan umum Murray lalu kemudian
melihat metode dan instrumen yang dia gunakan.
MENELITI SEORANG INDIVIDU
Murray yakin bahwa pemahaman yang cukup akan perilaku dapat diperoleh hanya dengan
penelitian yang lengkap dan detail akan orang individual. Dalam tingkat tertentu, pandangan ini
merefleksikan pangalaman dan pelatihan Murray terdahulu dalam kedokteran, sebuah disiplin
ilmu dimana studi kasus mesti ada dalam mempelajari bentuk sebuah penyakit tertentu
berpengaruh pada orang dan perawatannya yang sesuai. Pendekatan Murray juga mengikuti
tradisi yang berasal dari William James dan William Stern (direpresentasikan juga oleh Grodon
Allport, Bab 10), yang mempertimbangkan penelitian orang individual “secara mendalam dan
luas” (Epstein, 1979, hal 649) satu-satunya metode yang tepat dari penelitian kepribadian.
Murray juga menekankan kebutuhan untuk meneliti orang normal ; tentu saja dia bersikeras
bahwa orang yang normal harus menjadi subjek penelitian kepribadian. Oleh karenanya, datanya
memberikan pelengkap yang baik pada sejarah kasus yang telah diberikan banyak ahli teori yang
berorientasi klinis dari seting psikoterapi. Karena tujuan akhir ahli personologi adalah
memprediksikan aktifitas seseorang dalam kehidupan sehari-hari, peneliti bukan hanya harus
28
meneliti orang normal namun juga harus meneliti mereka dalam setting yang alami. Dalam
tahun-tahun terakhir, ada sedikit gaung tertunda dari kebersikerasan Murray dalam meneliti
orang dalam seting yang alami. Telah diklaim bahwa eksperimen laboratorium telah memberikan
sampel perilakuyang tidak cukup dan bahwa penelitian kepribadian “telah kehilangan arah akan
pokoknya” (Epstein, 1979, hal 649 lihat juga Carlson, 1971).
DEWAN DIAGNOSA
Murray menganggap psikolog sebagai instrumen utama dari penelitian psikologi itu sendiri.
Yakni, apapun metode teknis yang kita gunakan- skala penilaian, tes psikologi dan yang
sejenisnya- dalam analisis akhir, adalah peneliti yang mengamati, menginterpretasikan,
menganalisa dan secara umum menerjemahkan data ke dalam komunikasi bermakna tentang isuisu
yang ada. Oleh karenanya, Murray merasa perlu untuk menghadapi titik lemah peneliti
psikologi dan berusaha meningkatkan kekuatan observasi mereka; dia dan koleganya adalah
diantara yang pertama kali mencoba mengukur pengaruh variabel peneliti.
Salah satu respon Murray yang paling inovatif pada kebutuhan pengendalain pengaruh
kepribadian penguji sendiri pada penilaian mereka terhadap subjek adalah dewan diagnosa.
Dewan itu adalah sekelompok beberapa pengamat, semuanya memiliki pandangan yang berbedabeda,
yang kesemuanya meneliti subjek yang sama. Di sini, Murray merintis bukan hanya dalam
gagasan melibatkan pengamat yang banyak akan satu subjek namun juga konsep melibatkan
pengamat dari berbagai disiplin ilmu sehingga bekerja sama dalam penelitian kepribadian:
Peneliti Staf Klinik Psikologi Harvard yang terdiri dari representatif psikiater, psikologi,
antropologi, sosiologi dan beberapa disiplin ilmu lainnya.
Metode dewan diagnosa melibatkan membuat setiap peneliti menggunakan pendekatan disiplin
ilmunya masing-masing dan instrumen pengukurannya, menguji subjek di dalam penelitian
sepanjang periode waktu tertentu. Lalu kemudian sebuah pertemuan (sidang) untuk seluruh
pengamat diadakan dimana masing-m,asing pengamat mempresentasikan data dan
interpretasinya serta semua anggota dewan memiliki kesempatan untuk menentang dan
mengajukan pernyaaannya sendiri. Salah satu anggota dari kelompok itu bertanggung jawab
untuk mengkoordinasikan lajunya sidang dan mempersatukan presentasi di akhir, namun setiap
orang memiliki kesempatan terbatas untuk berkontribusi pada hasil akhir.
29
MENGUKUR KEPRIBADIAN
Tidak ada psikolog kontemporer yang telah memberi kontribusi signifikan lebih pada penilaian
kepribadian selain Murray. Dia telah menggunakan banyak instrumen cerdas untuk mengukur
kepribadian (lihat misalnya, Murray, 1938; Office Strategic Service Assesment Staff, 1948),
walaupun hanya sedikit diantaranya yang digunakan secara luas dan sistematis. Salah satunya
yaitu, TAT (Thematic Apperception Test), yang kita bahas dalam Kotak 9.2, telah menjadi
“teknik projektif yang paling banyak digunakan setelah Rorsach” (Lindzey, 1961; lihat juga
Murstein, 1963; Zubin, Eron dan Schumer, 1965).
Dalam peneltian ekstensif yang dijelaskan dalam Explorations in Personality , Murray dan
koleganya menggunakan wawancara, questionairre, tugas penyelesaian masalah, uji kemampuan
dan sejumlah perangkat lain untuk menguji pikiran. perasaan dan perilaku 50 pemuda, yang
sebagian besarnya adalah mahasiswa S! atau S2 di Harvard. Semua subjek dinilai, pada skala
enam poin, pada kebutuhan, tekanan dan kualitas lainnya baik oleh peneliti ataupun oleh diri
mereka sendiri dan tugas tertentu dinilai dengan cara yang layak.
Kepentingan penelitian ini sebagian besarnya adalah bahwa ia adalah usaha pertama untuk
mempelajari manusia normal secara intensif dengan cara introspeksi seperti halnya dengan
observasi dan dengan pengalaman yang terkendali serta untuk membentuk karakterisasi
terintegrasi dari sebuah kelompok orang yang stabil berdasarkan data yang tidak hanya diambil
dari banyak pengukuran yang berbeda-beda namun disusun oleh pengamat dari berbagai disiplin
ilmu. Pendekatan penelitian multidimensi semacam ini pada penelitian orang sebagi entitas dan
dalam konteks digunakan oleh Murray dalam waktu perangnya dengan United States Office of
Strategic Services (lihat Kotak 9.3) dan karena ia telah digunakan dalam penelitian kepribadian
lain, seperti yang dilakukan di Institute of Personality Assesment and Research (IPAR) di
Berkeley.
KOTAK 9.3 Memilih Mata-mata dalam Masa Perang : Sebuah Kunjungan ke “Stasiun S”
Office of Strategic Services (OSS) Amerika selam Perang Dunia Kedua menjalankan program
penilaian tiga hari untuk mengevaluasi kandidat untuk pekerjaan spionase dan intel yang
dilakukan di luar negri. Sekelompok psikolog dan psikiater termasuk Let. Kol Henry. A Murray,
mengembangkan dan melakukan program penilaian yang berisi banyak fitur-fitur penelitian
30
Murray di Harvard. Hasil dari program itu dijelaskan dalam buku Assesment of Men (OSS
Assesment Staff, 1948).
Tujuan dari program OSS adalah mencari sebanyak mungkin selama tiga hari tentang manusia
yang disaring dan untuk meperkirakan bagaimana mereka akan bereaksi dalam berbagai situasi
yang mungki mereka hadapi di lapangan. Apakah mereka akan merespon dengan cepat dan
dengan tenang dalam situasi berbahaya yang tiba-tiba? Apakah mereka mampu untuk
memperoleh kerjasama dari yang lain? Apakah mereka dapat bertoleransi dengan frustasi,
kemonotonan, dan kesepian yang tidak dapat dihindari dalam banyak tugas luar negri?
Untuk menjawab pertanyaan ini, staf penilaian OSS mengadakan program multidimensi. Di
samping menggunakan berbagai tes tradisional dan wawancara yang difokuskan pada
kemampuan kandidat, kepribadiannya, minatnya serta sejarah medis dan hidupnya, staf OSS
mengamati kandidat secara individu dan secara kelompok dalam berbagai situasi yang dirancang
untuk membuat mereka menunjukkan sifat positif atau negatif potensi dalam tugas akhir mereka.
Setelah penyaringan awal, seorang kandidat untuk tugas OSS- yang mungkin seorang perwira,
seorang sipil diperintahkan untuk lapor ke Markas Washington pada waktu dan wanggal tertentu.
Di sana dia diinstruksikan untuk membuat nama fiktif dan meninggalkan surat , foto atau
itemlain yang mungkin dapat membuka identitas aslinya. Dia diminta untuk menghilangkan
semua baju luar dan memusnahkan tanda pengenalnya di pakaian dalamnya. Dia diberi dua set
seragam tentara yang salah satunya harus dia pakai. Jadi, setelah dihilangkan dari tanda pangkat,
status, atau identitas, dia diangkut di petang hari dengan 15-20 orang lainnya ke tanah di luar
Washington yang disebut “Stasiun S” dimana orang-orang itu akan tinggal selama tiga hari untuk
penilaian.
Saat tiba di Station S, setiap orang disambut oleh staf penilai, diminta untuk tidur bersama-sama
dan diberitahu jadwal umum dan prosedur. Diantara hal lainnya, dia harus mengembangkan
identitas palsu dan menjaganya sepanjang waktu kecuali selama wawancara khusus dan
questionaire. Dia diingatkan bahwa staf mungkin menjebaknya sewaktu-waktu untuk
mengungkapkan identitas aslinya.
31
Tiga hari yang diikuti dengan jadwal psikologi yang berat, wawancara dan tes situasional serta
observasi perilaku kandidat selama makan, istirahat dan interaksi informal dengan anggota staf
atau sesama kandidat.
Salah satu tes situasional yang dihadapai oleh kandidat di hari pertama dirancang “Konstruksi”.
Untuk tugas ini, setiap kandidat melaporkan secara individu lokasi terisolasi di tanah itu dimana
seorang anggota staf menemuinya. Berbagai materi terhampar di tanah : tiang 5 sampai 7 kaki,
balok kayudeimana tiang dapat dimasukkan ke dalamnya dan pasak untuk memegannya di
tempat itu. Tugas ini menuntut kandidat untuk mencocokan potongan itu menjadi sebuah struktur
sederhana dengan mengikuti sebuah model kecil yang disediakan. Setelah menjelaskan hal ini,
anggota staf melanjutkan :
Ini adalah masalah konstruksi, namun lebih penting dari itu ini adalah tes kepemimpinan. Saya
mengatakannya karena mustahil untuk seorang pria bekerja sendiri untuk menyelesaikan tugas
ini dalam waktu 10 menit yang disediakan untuk menyelesaikannya. Oleh sebab itu, kita akan
memberikan kalian dua rekan yang membantu. Anda akan menjadi supervisornya, bos mereka.
Anda akan menuntun mereka dalam pekerjaan mereka, namun sebagai mandor Anda akan
menentukan kebijakan pekerjaan. Biarkan mereka mengerjakan pekerjaan manual. Anda dapat
mengasumsikan bahwa mereka belum pernah mengerjakan pekerjaan itu sebelumny dan tidak
tahu sedikitpun tentangnya. Ada pertanyaan?
Baiklah. Sekarang jam 10. Anda hanya punya waktu 10 menit untuk menyelesaikan pekerjaan.
Saya akan memanggil dua pembantu Anda. (hal, 103).
Para pembantu, meski demikian, bukanlah orang udik seperti kelihatannya, namun dua anggota
junior staf yang tugasnya untuk membuat hal menjadi sulit dan frustasi bagi kandidat sebisa
mungkin. Mereka dikenal dengan Kippy dan Buster. Kippy memainkan peran pasif dan lambat,
berdiri dan tidak melakukan apapun kecuali diperintah secara khusus. Buster memainkan peran
agresif, aktif, kritis dan penuh dengan saran yang tidak praktis. Walaupun dua pembantu
diinstruksikan untuk tidak menuruti perintah ekplisit dari kandidat, mereka bebas untuk salah
memahami maksudnya untuk seceroboh mungkin, sekritis mungkin, dan sebodoh mungkin saat
mereka memutuskan untuk menyelesaikannya. Kippy dan Buster berhasil dengan baik sehingga
tidak ada satu kandidat pun yang berusaha menyelesaikan konstruksi itu dalam waktu yang
32
tersedia dan respon kandidat pada situasi yang membuat frustasi memberikan staf pengamat
banyak materi untuk penilaian mereka.
Situasi lain yang menuntut beragam kapasitas fisik, intelektual dan emosional kandidat diberikan
di dua hari berikutnya. Diantara hal lainnya, setiap kandidat diberikan “wawancara stress”
dimana dia dihadapkan pada interogasi intensif dan kemudian dalam ketenangan setelahnya,
usaha untuk membuatnya membocorkan ceritanya.
Setelah tiga hari, dalam sebuah konferensi staf penilaian, semua hasil untuk setiap kandidat
dibahas dan satu rekomendasi diberikan berkaitan dengan kemampuannya untuk tugasnya yang
prospektif. Berdasarkan rekomendasi ini, beberapa kandidat berangkat ke luar negri untuk tugas
intel yang sulit, nemun sebagian lainnya pulang ke unit mereka yang sebelumnya.
Tidak pernah mungkin untuk mengevaluasi secara tepat bagaimana sebenarnya keberhasilan
program penilaian OSS dalam menyaring peserta potensial yang tidak memuaskan dalam tugas
yang sulit dan sensitif. Bagi orang-orang yang melakukannya dan mengikutinya itu adalah
pengalaman yang sangat berkesan.
Pada dasarnya, metode dan instrumen Murray menghasilkan jumlah materi yang besar. Subjek
didorong untuk memberikan sebanyak informasi yang dapat mereka berikan, dan imajinasi serta
fantasi diberikan sebebas-bebasnya. Hasilnya adalah data yang kaya dan menjanjikan namun
sulit dianalisa dan diinterpretasikan. Namun begitu, Murray yakin bahwa dia tidak akan pernah
dapat memahami perilaku manusia dengan mempelajari manusia di dalam laboratorium dan
tentu saja tidak dengan mempelajari hewan. Dia yakin bahwa diantara keuntungan besar
psikolog adalah kenyataan bahwa mereka berhubungan dengan mahkluk yang dapat berbicara;
manusia dapat mengatakan kepada psikolog banyak hal semacam itu sebagai proses internal
mereka sendiri, perhatian mereka sendiri dan rekasi mereka pada kejadian serta situasi eksternal.
Psikolog harus menilai laporan subjektif dengan hati-hati dan tidak dapat mengambilnya sebagai
nilai yang nampak berharga. Walaupun demikian, menurut Murray, laporan semacam itu
merepresentasikan awal yang penting dalam usaha mengurai rahasia perilaku manusia.
EVALUASI
33
Dalam mengembangkan teorinya sepanjang waktu- kadang-kadang ia memodifikasi sebuah
konsep kadang membatalkan sebuah gagasan, kadang memperkenalkan ide yang benar-benar
baru- Murray tidak seperti ahli teori kepribadian lainnya. Dia jelas berbeda dari kebanyakan ahli
teori, namun demikian karenanya pengujian kembalinya dan modifikasinya terus menerus
berlangsung. Murray bersikeras bahwa fakta baru, pengalaman baru, pembelajaran baru harus
terus menerus disatukan ke dalam teori kepribadian manapun. Judul pernyataannya yang paling
terkini dari teorinya menceritakan : “Components ofan Evolving Personological System”
(1968b).
Elemen tertentu dalam teori Murray benar-benar berdiri tegak; ketertarikannya yang dalam
dalam proses motivasi, termasuk motivasi bawah sadar; keyakinannya bahwa semua perilaku
harus dilihat sebagai proses interaktif; kepercayaannya yang kuat pada sifat perilaku yang
diarahkan tujuan (goal directed); kebersikerasannya pada hubungan antara proses otak dan
psikologis; serta kepeduliannya akan metode taksonomi dan deskripsi.
Mungkin, komponen karya Murray yang paling berpengaruh dalam jangka panjang adalah
eksplorasinya yang berdedikasi tentang motivasi manusia. Dia mengambil posisi antara yang
mempersempit motivasi pada sejumlah kecil motif menguasai dan yang mengasumsikan begitu
banyak motif sehingga usaha apapun untuk mengklasifikasikannya dianggap sia-sia. Murray
begitu yakin bahwa motivasi tidak dapat diungkapkan secara cukup hanya dengan 2 sampai 5
motif umum. Dia menemukan bahwa 20 motif aneh, cukup umum karena mereka dapat
merepresentasikan perilaku hampir kebanyakan orang.
Kedua, hanya dalam kepentingannya saja mugkin penekanannya pada motivasi kebersikerasan
Murray tentang memahami perilaku sebagai sebuah proses interaksi- antara orang dan objek,
antara orang dan orang dan antara orang dengan lingkungan yang lebih besar. Konsepnya tentang
tekanan alpha dan beta memungkinkan kita untuk membedakan antara lingkungan seperti
kelihatannya dan lingkungan seperti yang dipersepsikan oleh seseorang, konsepsi yang paling
penting bahwa beberapa yang lainnya (misalnya Sullivan dan Lewin) juga ditekankan. Satu
hal yang dapat dikatakan tentang kepentingan lingkungan ; ia cukup beda dalam mensifati istilah
empirisnya. Murray adalah salah satu dari sedikit ahli teori yang benar-benar melakukan tugas
merinci penentuan kategori (tekanan) dari segi aspek penting lingkungan mana yang dapat
direpresentasikan. Teori Murray telah dikritisi karena tidak memberikan serangkaian proposisi
34
psikologis yang dinyatakan secara ekplisit yang dapat menghasilkan hipotesis yang testable.
Mungkin asumsi dan konsepnya harus dilihat lebih karena memberikan pandangan umum
perilaku yang membentuk cara tertentu dimana masalah penelitian tertentu didekati. Dia telah
bekerja lebih banyak daripada yang peneliti lain lakukan untuk mengembangkan serangkaian
variable yang akan mengadili kompleksitas perilaku manusia sehingga cukup spesifik untuk
digunakan secara berulang-ulang oleh peneliti yang berbeda. Sperti yang telah kita amati,
karyanya telah menuntun pada studi besar-besaran dari beberapa motif spesifik.
Beberapa ahli kritik menganggap bahwa teori Murray menggabungkan terlalu banyak materi
sehingga ia kehilangan cirri khasnya. Kritikus ini menyatakan bahwa teori tersebut mengatakan
terlalu banyak sehingga tidak ada satu hal pun yang menonjol, dan teorinya sendiri tidak
menonjol daripada yang lain. Peneliti lain merasa bahwa skema klasifikasi Murray tidak begitu
detail dan cenderung membingungkan daripada menjawab pertanyaan. Kebersikerasan Murray
pada modifikasi konsepnya tidak membantu dalam masalah ini.
Terakhir, kritikus menggaris bawahi bahwa walaupun Murray telah membahas proses
pembelajaran, dia hanya mencurahkan sedikit perhatian pada detail bagaimana pembelajaran itu
berlangsung. Oleh sebabnya, penulis mengatakan bahwa dia tidak bisa menjelaskan cara motif
berubah dan berkembang (yang merupakan masalah intinya).
Dalam penilaian akhir akan kontribusi Murray, seseorang harus mengkombinasikan teori, orang
dan penelitiannya. Tidak ada keraguan bahwa kombinasi ini telah memperkenalkan sebuah
catatan originalitas yang jelas ke dalam wilayah penelitian yang sangat merasa perlu kepada
kualitas semacam itu. Menurut Donald MacKinon, siswa Murray terdahulu, dua pusat untuk
penelitian kepribadian yang dibawa Murray ke dalam Harvard “telah menjadi salah satu
lingkungan yang paling kreatif dalam sejarah psikologi”(1982, hal 7-8).
Akhirnya, salah satu musuh terbesar kemajuan teoritis dan empiris adalah fiksasi terhadap
kejadian yang stabil namun sepele. Tidak ada kritik yang paling tajam akan penelitian dan
formulasi dalam penelitian kepribadian sepele selain Henry Murray.
35
RANGKUMAN
1. Para ahli teori harus meneliti individu normal dalam setiing yang alami.
2. Semua perilaku itu interaktif; jadi orang itu harus diteliti dari segi interaksinya dengan
lingkungan.
3. Otak adalah lokus kepribadian. Semua kejadian dan proses psikologis, sadar dan bawah
sadar dihubungkan pada struktur dan fungsi otak yang belum kita pahami seluruhnya.
4. Kepribadian terdiri dari proses pengaturan dan pengorganisasian pusat seseorang yang
fungsinya untuk mengatasi konflik, memenuhi kebutuhan dan merencanakan tujuan masa
depan.
5. Untuk memahami proceeding, unit dasar perilaku, kita harus sering menguji serial yang
merupakan bagiannya.
6. Melalui ordinasi, seseorang memilih dan menetapkan sebuah rencana dengan akhir
tertentu dalam fikirannya. Orang tersebut menggunakan program serial untuk
menciptakan subtujuan dan jadwal untuk mengatur tindakan demi menghindari konflikkonflik
antara kebutuhan yang bersaing.
7. Kebutuhan bermakan sebuah dorongan yang berada di otak yang mengatur berbagai
proses psikologis yang berfungsi untuk mengubah kondisi yang tidak memuaskan.
8. Dua kebutuhan dapat secara hirarki berhubungan atau bertentangan; mereka dapat
bergabung atau membantu satu sama lain.
36
9. Tekanan adalah properti dari objek, orang lain atau lingkungan yang mendukung atau
menghambat seseorang mencapai tujuannya. tekanan alpha adalah properti saat mereka
berada dalam kenyataan objektif; tekanan beta adalah properti saat mereka dipersepsikan
oleh seseorang.
10. Tema menjelaskan interaksi tekanan dan kebutuhan dalam sebuah unit perilaku atau
proceeding; sebuah tema serial adalah tahapan tema yang menjelaskan kecenderungan
seseorang untuk bersikap dalam cara tertentu pada situasi-situasi yang melibatkan
kebutuhan dan tekanan tertentu.
11. Apapun yang klita lakukan adalah dalam rangka memenuhi akhir yang diharapkan;
kecederungan tindakan kita (vektor) dirancang sedemikian rupa untuk membuat kita
lebih dekat dengan tujuan kita (nilai)
12. Complex adalah sebuah kombinasi kebutuhan-tekanan yang menghubungkan pada salah
satu dari lima kondisi spesifik masa kanak-kanak dan yang sangat mempengaruhi
perkembangan orang dewasa.
13. Perkembangan dan Pembelajaran ditentukan oleh faktor experiential (pengalaman) dan
genetic-maturational (kedewasaan genetis). Program genetis menentukan waktu kejadian
dan tingkat dimana kemmapuan tertentu dapat dikembangkan dalam kondisi lingkungan
terbaik. Kejadian lingkungan dan hasil tindakan seseorang bergabung dengan determinan
(faktor penentu) genetis untuk menentukan apa yang seseorang pelajari.
14. Sosialisasi sangat melinbtakan penyesuaian seseorang pada cara masyarakat; kepribadian
adalah kompromi antara hasrat seseorang dengan permintaan dan kepentingan orang lain.
15. Metode diagnostic council penelitian kepribadian melibatkan : menyuruh sekelompok
pengamat yang memiliki pandangan berbeda dan disiplin ilmu berbeda untuk meneliti
subjek yang sama, berbagi kesan mereka dan menyusun penilaian akhir berdasarkan
kesepakatan.
16. TAT adalah tes proyektif yang dikembangkan Murray yang banyak digunakan baik
dalam setting klinis ataupun penelitian.
17. Murray telah dikritik karena mengabaikan untuk menentukan bagaimana
pembelajaranberlangsung dan secara umum, karena tidak memberikan proposisi eksplisit
yang dapat menghasilkan hipotesis yang testabel. Teori Murray juga telahg dikritik
terlalu detail dan menggabungkan banyak sekali materi sehingga hanya satu elemen saja
37
dengan kesulitan saja dapat diusik. Eksplorasi Murray yang intensif dan ekstensif tentang
motivasi manusia ,bagaimanapun juga serta penjelasannya tentang perilaku sebagai
proses interaktif adalah kontribusi besar pada teori kepribadian seperti usahnya untuk
menentukan kategori aktual kejadian lingkungan yang mempengaruhi perilaku,
kebersikerasannya pada hubungan antara otak dan proses psikologis dan keyakinan
kuatnya akan goal directedness semua perilaku. (semua perilaku diarahkan oleh tujuan).
BACAAN YANG DISARANKAN
Explorations in Personality (1938), yang merangkum karya staf klinik psikologi Harvard
diakhir dekade pertama keberadaannya, merupakan pengantar terbaik tentang pendekatan
Murray. Buku ini merepresentasikan konsep kebutuhan dan tekanan Murray serta memberikan
kutipan menarik dari studi mendalam kepribadian normal.
Assesment of Men (Office Strategic Service, 1948), catatan karya Murray untuk Office
Strategic Service pada tahun 1940an, akan memberikan apresiasi lanjutan akan sensitifitas
Murray dan kecerdasannya dalam mengembangkan cara untuk menilai dan menganalisa
kapasitas dan motif manusia. TAT yang digunakan baik dalam karya Harvard maupun OSS
dijelaskan dengan baik dalam Manual of The Thematic Apperception Test (1943); Anda juga
dapat melihat artikel yang memperkenalkan tes ini yang ditulis dengan Morgan; “ A Method for
Investigating Fantasies”(1935).
Beberapa pernyataan revisi Murray akan teori dan konsepnya yang bermanfaat dapat
ditemukan dalam “Some Basic Psychological Assumptons and Conceptions” (1951a),
“Preparations for The Scaffold of a Comprehensive System” (1959), dan “Components of an
Evolving Personological System” (1968b). Anda juga akan menemukan dua bahasan menarik
pemikiran Murray tentang bagaimana penelitian kepribadian seharusnya dilakukan : “Problems
in Clinical research; Round Table” (1974) dan “ Research Planning: A Few Proposals” (1949).
38
Sebagian dari materi yang telah kita kutip dimasukkan ke dalam koleksi tulisan Murray
terkini: Endeavors in Psychology : Selections from the personology of Henry. A Murray (1981).
Buku ini memaparkan banyak tulisan utama Murray, proposalnya yang terdahulu untuk satu teori
kepribadian (dari bukunya tahun 1938), beberapa essai autobiografi dan semua tulisannya
tentang Herman Melville; ia juga berisi bibiliografi lengkap dari karya Murray. Bersama dengan
Explorations in Personality, volume ini juga akan memberikan sebuah pengantar solid dengan
pemikiran Murray.
Studi tentang Herman Melville, orang tersebut dan novelnya, telah menjadi kesibukan
Murray sepanjang hidupnya, dan kemampuan sastra Murray yang tidak biasa itu dibuktikan
dalam tulisannya tentang subjek ini. Sampai sekarang, dia telah mempublikasikan empat buah
saja tentang Melville, yang paling terkenal adalah “In Nomine Diaboli” (1973), sebuah analisis
yang brilian tentang Moby Dick yang telah dicetak berkali-kali dan diberbagai daerah.
Lindzey (1979) baru-baru ini telah menulis catatan singkat tentang Hidup Murray dan
karyanya, dan Murray sendiri telah menulis sketsa autoibiografi yang ia sebuat dengan “the Case
of Murr” (1967), dimana ia telah memberikan data penting tentang hidupnya dan pengaruh
intelektualnya serta leluhurnya. Informasi biografi tambahan dapat ditemukan dalam “What
Should Psychologists Do about Psychoanalysis?(1940) dan “Preparations for the Scaffold of a
Comprehensive System.” Anda juga akan senang membaca eksplorasi informal sebagian konsep
Murray dalm wawancara Psychology Today, A Conversation with Marry Harrington Hall”
(1968a).
39
IMPLIKASI
1. Kepribadian mencakup seluruh rentang kehidupan dari peristiwa yang dialaminya, maka
seorang konselor jangan mengabaikan sejarah masa lalu yang dialami oleh klien, dan
harus berusaha mencari tahu peristiwa-peristiwa yang m engakibatkan klien mengalami
masalah pada saat ini.
2. Seorang konselor harus memahami betul dinamika kepribadian siswa, sehingga dalam
membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh klien sesuai dengan apa yang
diinginkan dan mencapai hasil yang memuaskan.
3. Seorang konselor harus mampu merealisasikan apa yang ada di fikirannya, maksudnya
konselor harus bertindak dengan memikirkan matang-matang apa yang harus dilakukan,
jadi seorang konselor jangan bertindak gegabah.
4. Konselor harus bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan, jika tidak jangan harap
bantuan yang diberikan akan berhasil dengan baik, bahkan akan terjadi ketidak percayaan
akan kemampuan konselor dalam menyelesaikan suatu masalah.
5. Seorang konselor harus memahami betul kecenderungan-kecenderungan yang dialami
oleh klien supaya tidak salah dalam memberi bantuan penyelesaian masaalah yang
dialami oleh klien, selain itu konselor harus banyak berfikir dari sisi positif yang ada
pada klien.
40
6. Seorang konselor harus mengetahui potensi yang dimiliki oleh klien dan harus berusaha
membangkitkan atau menggali potensi pada diri klien yang mungkin tidak disadari
olehnya dengan cara memberi pujian yang relisti sehingga percaya dirinya akan tumbuh.
7. Menurut Murray bahwa seseorang mempunyai ordinasi atau proses mentall tinggi untuk
memperoleh suatu tujuan, maka seorang konselor harus membantu mengarahkan individu
untuk mencapai tujuan akhir yang diharapkan
8. Konselor harus membantu klien untuk bisa berprestasi baik dalam akademik maupun
dalam karir, konselor juga harus membimbing dan mengarahkan klien untuk
memperoleh kemampuan yang dimiliki secara optimal, karena prestasi dan kemampuan
menurut Murray merupakan suatu hal yang sangat penting dalam keperibadian seseorang.
9. Setiap orang mempunyai kebutuhan, ketika kebutuhan muncul, maka akan terjadi tekanan
dalam diri seseorang. Seorang konselor harus mampu membantu klien dalam memenuhi
kebutuhannya secara realistis, supaya tidak terjadi tekanan yang mengakibatkan
gangguan dalam menjalani kehidupannya.
10. Lingkungan merupakan sala satu faktor panentu munculnya tekanan pada diri seseorang,
karena loingkungan dapat menghambat atau menahan kemajuan seseorang untuk
mencapai tujuan yang diingnkannya. Seorang konselor harus mampu menjembatani
antara lingkungan dsan klien supaya tidak terjadi gesekan-gesekan yang mengakibatkan
seseorang menderita.
11. Sesuatu tujuan akan tercapa dengan baik manakala, terprogram dengan baik serta
mempunyai jadwal yang ketat. Seorang konselor harus membantu klien untuk membuat
suatu perencanaan yang memepunyai program dan jadwal yang tersusun secara
sistematik
12. Menurut Murray alam bawah sadar itu regnant ( menguasai), seorang konselor harus
membimbing perilaku klien ke arah hal yang disadari, supaya akan terjadi keseimbangan
dalam mengarungi kehidupannya,
41
13. Hubungan kasih sayang antara klien dan konselor merupakan hal yang paling penting
dalam meningkatkan hubungan antarpersonal, hal ini akan bemanfaat ketika klien bergaul
di lingkungan sosial masyrakat.
DAFTAR PUSTAKA
Hall S. Calvin and Lindzey Garder. (1985). Introduction To Theories Of Personality. New York:
John Willey & Sons, Inc.